Jelang Pemilihan PM Inggris, Boris Johnson dan Rishi Sunak Gelar Pembicaraan Empat Mata
Pertemuan antara Johnson dan Sunak yang dijuluki sebagai perjumpaan puncak rahasia.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Boris Johnson dan Rishi Sunak, dua kandidat potensial utama dalam pencalonan Perdana Menteri Inggris berikutnya, dikabarkan telah mengadakan pembicaraan tatap muka pada Sabtu (22/10/2022) malam.
Pembicaraan tersebut digelar tak lama setelah Johnson kembali ke London dari liburannya di Karibia.
Meski mantan perdana menteri dan mantan menteri keuangan Inggris itu belum memberikan pernyataan bahwa mereka akan mencalonkan diri untuk menggantikan posisi Liz Truss, yang mundur setelah menjabat 44 hari sebagai PM Inggris.
Namun menurut laporan dari Al Jazeera, pertemuan antara Johnson dan Sunak yang dijuluki sebagai perjumpaan puncak rahasia dilakukan keduanya guna membahas tiket bersama untuk pencalonan PM Inggris. Diskusi ini merupakan kali pertama yang dilakukan keduannya.
Baca juga: Boris Johnson Kembali Saat Rishi Sunak Penuhi Syarat untuk Gantikan Liz Truss
Sebelum Liz Truss mengumumkan undur diri dari jabatan PM Inggris, Boris Johnson pernah mendapatkan mandat untuk menjadi pimpinan tertinggi di Inggris.
Namun, imbas skandal pelanggaran aturan lockdown, pelecehan seksual hingga kasus perselingkuhannya dengan mantan menteri luar negeri Inggris. Memicu pemberontakan pemerintah yang pada akhirnya mendorong pemecatan Johnson.
Meski telah kehilangan pamornya di parlemen Downing Streethingg hingga 52 persen anggota oposisi menentang kembalinya Johnson, namun hal tersebut tak menyurutkan ambisinya untuk kembali maju mengisis kekosongan kursi PM Inggris, mengingat saat ini beberapa kelas berat Partai Konservatif, termasuk mantan menteri dalam negeri Priti Patel masih menyuarakan dukungan untuk Johnson.
Menurut kabar yang beredar rencananya Johnson akan menggandeng Sunak sebagai partnernya dalam pemilihan terbaru kepemimpinan Partai Konservatif, sebagaimana dilaporkan Straits Times.
Sunak sendiri saat ini telah sukses mendapatkan dukungan suara terbanyak dengan dukungan publik lebih dari 128 legislator, unggul jauh dibandingkan dengan Johnson yang hanya mengantongi 53 suara.
Sementara mantan Menteri Pertahanan Penny Mordaunt, yang merupakan satu-satunya anggota Partai Konservatif yang secara resmi menyatakan pencalonannya, hanya memiliki suara sekitar 23 nominasi.
Dengan alasan ini Johnson mengajak Sunak mencalonkan diri dengan tiket bersama.
Walau Johnson dan Sunak sama – sama memperoleh suara terbanyak, namun sejumlah pihak menyebut bahwa peluang untuk mencapai kesepakatan bersama dianggap hampir tidak mungkin. Mengingat keduanya pernah berselisih hebat hingga Sunak mengundurkan diri sebagai menteri keuangan Johnson.
“Tawaran kepemimpinan bersama oleh Sunak dan Johnson tidak mungkin. Perlu kita ingat bahwa kedua orang ini sebenarnya saling membenci. Mereka tidak cocok, mereka tidak saling berhadapan, ” jelas Susie Bonieface, seorang penulis dan kolumnis di Daily Mirror.