Rusia Tuduh Ukraina Berencana Ledakkan Bom untuk Sebarkan Limbah Radioaktif Lalu Salahkan Moskow
Rusia menuduh Ukraina berencana meledakkan bom kemudian menyalahkan Moskow atas ledakan itu.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kepala Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan yang terhubung dengan Kremlin Fyodor Lukyanov mengatakan tampaknya ada perasaan bersama antara Rusia dan Ukraina tentang ancaman nyata perang.
Pernyataan Rusia sebelumnya bahwa Ukraina mungkin menggunakan senjata terlarang seperti senjata biologis telah menimbulkan kekhawatiran di Barat bahwa Moskow mungkin bersiap untuk melakukan serangan "bendera palsu", yang akan mereka tuduhkan pada Kyiv.
Baca juga: Presenter TV Rusia Dikecam setelah Menyerukan untuk Tenggelamkam Anak-anak Ukraina
Shoigu berbicara dengan kepala pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin pada hari Minggu untuk kedua kalinya dalam tiga hari dan mengadakan pembicaraan telepon dengan rekan-rekan Lloyd di tiga negara NATO lainnya.
Moskow tidak memberikan rincian tentang percakapan dengan Austin, yang terjadi setelah kedua pria itu berbicara pada hari Jumat untuk pertama kalinya sejak Mei.
Shoigu mengatakan situasi di Ukraina secara substansial memburuk dalam panggilan lain.
"Mereka membahas situasi di Ukraina, yang memburuk dengan cepat," kata kementerian pertahanan Rusia tentang panggilan telepon Shoigu dengan Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu.
"Ini cenderung menuju eskalasi lebih lanjut yang tidak terkendali."
Austin mengatakan kepada Shoigu bahwa dia menolak dalih apa pun untuk eskalasi Rusia di Ukraina, kata Pentagon.
Shoigu berbicara secara terpisah dengan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dan Ben Wallace dari Inggris.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Wallace "menolak" klaim bahwa negara-negara Barat berusaha membantu Ukraina meningkatkan konflik.
Tuduhan semacam itu tidak boleh digunakan sebagai dalih untuk eskalasi yang lebih besar, tambah kementerian itu.
Tidak ada indikasi dari pihak Rusia bahwa percakapan itu menghasilkan hasil yang positif.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)