Profil Unilever, Perusahaan Consumer Goods yang Produknya Ditarik dari Pasar Amerika Serikat
Unilever yang didirikan pada 1930 merupakan perusahaan gabungan dari produsen penghasil margarin asal Belanda, Unie, dan perusahaan Sabun Inggris
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Berkat ekspansi besar ini Unilever dapat mencetak rekor dengan menguasai 30 persen pasar Eropa Barat di era 1970-an, sementara di 2021 kemarin Unilever berhasil mencatatkan lonjakan laba tahunan sebesar 52 miliar euro atau Rp 814 triliun (satuan kurs Rp 15.647).
Kesuksesan Unilever bukan tanpa alasan, semenjak di bangun raksasa ini menjadi salah satu perusahaan paling aktif menggelontorkan dana untuk melakukan riset dan pengembangan, menurut laporan Unilever di website resminya pada 2012 lalu perusahaan telah menggelontorkan dana senilai 900 juta euro atau sekitar Rp 14 triliun hanya untuk membantu tim riset dalam melakukan penelitian produk.
Keberhasilan Unilever dalam menguasai kapitalisasi pasar global juga membuat sebagian besar produk – produk buatan Unilever dapat diperdagangkan di berbagai pusat perbelanjaan seperti minimarket, supermarket, atau swalayan yang tersebar di 190 negara di penjuru dunia.
Baca juga: Unilever Tarik Beberapa Produk Mengandung Senyawa Penyebab Kanker, Ini Produknya
The Guardian mencatat setidaknya saat ini Unilever telah memiliki lebih dari 400 merek yang dibagi menjadi 2 kategori, yakni Home & Personal Care (Perlengkapan Rumah dan Pribadi) dan Foods & Refreshment (Makanan & Minuman).
Walau perusahaan tengah berfokus menghadirkan produk unggulan bagi konsumen, namun Unilever tak luput untuk membantu menjaga keberlangsungan alam. Pada 2021 perusahaan mendapatkan skor tiga kali lipat 'A' oleh kelompok nirlaba lingkungan CDP, atas tindakan pencegahan risiko iklim, melindungi hutan, dan meningkatkan pengelolaan air.
Unilever Tarik Sampo Dove Hingga Nexxus di Amerika
Unilever pada Selasa (25/10/2022) telah menarik beberapa produknya seperti sampo kering aerosol Dove, Nexxus, Suave, TIGI, dan TRESemmé karena potensi adanya benzena, bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan dalam sebuah pengumuman bahwa produk yang terkena dampak telah diproduksi sebelum Oktober 2021 dan didistribusikan ke pengecer nasional.
Dikutip dari CNN, Rabu (26/10/2022) beberapa produk itu termasuk Dove Dry Shampoo Volume and Fullness, Dove Dry Shampoo Fresh Coconut, Nexxus Dry Shampoo Refreshing Mist dan Suave Professionals Dry Shampoo Refresh and Revive.
Baca juga: Daftar 19 Produk Sampo Unilever Ditarik Peredarannya di Amerika Serikat, Ada Dry Shampoo Dove
Benzena merupakan senyawa organik yang mengandung karsinogen. Paparan benzena dapat terjadi melalui inhalasi, oral, dan melalui kulit, yang dapat menyebabkan kanker termasuk leukemia atau kanker darah.
“Konsumen harus berhenti menggunakan produk sampo kering aerosol yang terkena dampak dan mengunjungi UnileverRecall.com untuk instruksi tentang cara menerima penggantian untuk produk yang memenuhi syarat,” kata FDA.
Tahun lalu, Procter & Gamble (PG) menarik lebih dari 30 produk perawatan rambut semprot aerosol, termasuk sampo kering dan kondisioner kering, memperingatkan bahwa produk tersebut dapat mengandung benzena.
Selain itu, P&G juga menarik lebih dari selusin deodoran dan semprotan aerosol Old Spice dan Secret yang juga berpotensi mengandung senyawa penyebab kanker tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.