Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kekasih Ungkap Detik-detik Pekerja Wanita Tewas Tergiling Mixer Saus, Impian Punya Toko Roti Kandas

B mengungkap detik-deti kekasihnya tewas tergiling mesin mixer saus di pabrik SPL untuk Paris Baguette milik SPC Group.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kekasih Ungkap Detik-detik Pekerja Wanita Tewas Tergiling Mixer Saus, Impian Punya Toko Roti Kandas
VOP Korea Selatan
Pada sore hari tanggal 17 Oktober 2022, digelar sebuah upacara peringatan untuk karyawati yang meninggal dalam kecelakaan fatal di sebuah toko roti Paris Baguette. Korban meninggal di usia 23 tahun, setelah terjebak dalam mesin pencampur saus pada Sabtu (15/10/2022), ia dibawa ke rumah sakit keesokan harinya, tetapi telah meninggal. 

Namun, pada 15 Oktober lalu, tepatnya pukul 05.00 pagi, B meninggalkan pabrik lebih awal karena alasan manajemen jam kerja.

Lalu sang kekasih, yakni mendiang K tersangkut dan masuk ke dalam mesin mixer yang mencampur saus sandwich pada pukul 06.20, setelah bekerja selama 10 jam.

"Jika ada setidaknya satu orang yang berada di sebelahnya, jika seseorang telah menekan tombol darurat, tapi tidak ada yang menekannya dan mesin tidak berhenti," kata kekasih K.

Baca juga: Toko Roti Paris Baguette Diboikot, Buntut Pekerja Wanita 23 Tahun Tewas Tersangkut Mesin Mixer

Kata-kata singkat yang K dan B saling sampaikan saat B meninggalkan pekerjaan lebih awal akhirnya menjadi perpisahan terakhir pasangan itu.

Begitu pula dengan mimpi K yang ingin membuka toko rotinya sendiri suatu hari nanti.

"Ia selalu suka membuat roti dan sudah melakukannya sejak SMA. Ia ingin membuka toko roti sendiri nanti," papar kekasih K.

Sebelumnya, mendiang K mengambil jurusan 'pastry making' di sekolah menengah dan segera dipekerjakan sebagai pembuat roti di toko Paris Baguette setelah lulus.

Berita Rekomendasi

Ia kemudian beralih pekerjaan untuk bekerja di SPL, sebuah pabrik adonan yang memasok bahan-bahan ke Paris Baguette, dua tahun sembilan bulan lalu.

Setelah beberapa bulan bekerja, almarhum dilaporkan mulai bekerja shift malam di pabrik itu.

Itu adalah pekerjaan berat yang membutuhkan tenaga yang kuat karena harus mengangkat tas seberat puluhan kilogram.

Namun mendiang K disebut lebih rajin dalam melakukan pekerjaannya dibandingkan siapapun.

Mirisnya, impiannya untuk mengasah keterampilan dan membuka toko rotinya sendiri suatu hari nanti terhenti di mesin dingin di pabrik pembuatan adonan.

"Ia adalah seorang gadis biasa berusia 20-an tahun yang suka memakai make-up dan bekerja keras di malam hari untuk mendapatkan uang demi membeli rumah," kata kerabat K.

Kerabatnya menjelaskan bahwa meskipun mendiang K membantu keuangan keluarganya, ia bukan satu-satunya pencari nafkah bagi seluruh keluarga.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas