Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tragedi Pesta Halloween Itaewon, Pakar Ungkap Tanda-tanda Peringatan Kerumunan Jadi Sangat Padat

Lonjakan massa dalam perayaan Halloween yang padat di Itaeowon, Seoul, Korea Selatan mengakibatkan 154 orang meninggal dunia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Tragedi Pesta Halloween Itaewon, Pakar Ungkap Tanda-tanda Peringatan Kerumunan Jadi Sangat Padat
AFP/ANTHONY WALLACE
Tragedi Pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu malam waktu setempat. Sejauh ini, insiden tersebut menelan korban sebanyak 154 orang meninggal dunia dan 132 luka-luka. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SUFFOLK - Jika anda berada di tengah keramaian dan orang-orang cukup dekat untuk 'bertabrakan' dengan tubuh anda, maka ketahuilah bahwa itu merupakan tanda lokasi itu mulai ramai.

Seperti yang disampaikan Profesor tamu Ilmu Kerumunan di University of Suffolk dan Kepala GKStill International, G Keith Still.

Perlu diketahui, GKStill International merupakan sebuah konsultan yang melatih penyelenggara acara tentang cara mengenali bahaya.

Peristiwa seperti lonjakan massa yang tampak pada perayaan Halloween yang padat di Itaeowon, Seoul, Korea Selatan dan tragedi di Festival Astroworld Houston pada November 2021, telah menyebabkan banyak kematian dan cedera pada para pengunjungnya.

Namun, Still yang telah mempelajari dinamika perilaku dan keamanan kerumunan selama lebih dari 30 tahun mengatakan penyelenggara dapat membantu mencegah insiden ini dengan memantau kepadatan kerumunan secara real-time dan mengatur arus orang ke suatu tempat.

Baca juga: Buntut Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea Selatan, Comeback Idol K-Pop dan Beberapa Acara Ditunda

Dikutip dari laman CNN, Senin (31/10/2022), kepadatan massa dapat dihitung dalam jumlah orang per meter persegi, kira-kira satu yard persegi.

BERITA REKOMENDASI

Orang yang lebih muda dan lebih kecil menempati lebih sedikit ruang dibandingkan orang yang lebih tua dan lebih besar.

Namun sebagai aturan, hal-hal itu tentunya dapat berubah menjadi tidak nyaman setelah anda mencapai lima orang dalam ruangan per meter persegi.

Still pun menekankan bahwa apapun yang lebih ramai bisa menjadi berbahaya.

"Ketika tubuh bersentuhan, energi dan kepadatan tinggi itu dapat menimbulkan gelombang dan kerumunan ini akhirnya mengacaukan semua," tegas Still.

Baca juga: Cerita Saksi Mata Tragedi Halloween di Itaewon: Kami Teriak-teriak Tak Ada yang Menolong

Salah satu tanda bahwa kerumunan telah menjadi terlalu padat adalah apa yang disebut Still sebagai 'efek ladang gandum', di mana orang-orang akan bergerak tak terkendali.


Ia pun menyebutkan sebuah contoh yang terlihat dalam video online dari konser Oasis di Manchester, Inggris pada 2005 silam, tepat sebelum gelombang besar bergerak melalui kerumunan menuju panggung.

Bagi para penyelenggara acara, kata dia, kunci untuk mencegah terjadinya bencana adalah mewaspadai kepadatan dan jika kerumunan mulai meningkat, penyelenggara harus bisa memperlambat atau menghentikan arus orang yang masuk ke kawasan tersebut.

Ia kemudian menegaskan bahwa akan jauh lebih sulit untuk mengurangi keramaian begitu situasinya menjadi terlalu padat.

"Jika suatu tempat menjadi terlalu ramai, para performer harus berhenti dan meminta semua orang untuk mundur selangkah. Selama bertahun-tahun, beberapa artis, termasuk A$AP Rocky dan Linkin Park telah melakukan hal itu," kata Still.

Still menambahkan, jika anda berada di tengah keramaian, maka anda dapat membantu diri anda sendiri untuk tetap aman dengan memperhatikan area yang berpotensi akan menjadi titik paling ramai, dan keluarlah dari keramaian jika anda tidak memiliki cukup ruang privacy.

Baca juga: Satu Warga Prancis Termasuk Diantara 153 Korban Tewas dalam Tragedi Halloween Itaewon

Sebagai informasi, tragedi Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, terjadi pada Sabtu malam waktu setempat.

Sejauh ini, insiden tersebut menelan korban sebanyak 154 orang meninggal dunia dan 132 luka-luka.

Sebagian besar korban meninggal dunia adalah remaja.

Pihak berwenang masih menyelidiki apa yang menyebabkan insiden itu terjadi.

Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Yongsan-gu, Choi Seong-bum mengatakan insiden ini diduga akibat banyak yang terinjak-injak.

Selain meninggal dunia, ratusan orang hilang dalam tragedi Itaewon.

Sejauh ini pihak berwenang menerima 355 laporan orang hilang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas