Dino Patti Djalal Minta Pemerintah RI Turunkan Ekspektasi Kemungkinan Akan Ada Komunike di KTT G20
Dino Patti Djalal meminta pemerintah menurunkan ekspektasi soal kemungkinan adanya komunike bersama (joint communique) di KTT G20.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Foreign Policy Community Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal meminta pemerintah menurunkan ekspektasi soal kemungkinan adanya komunike bersama (joint communique) di KTT G20.
Kenyataannya dalam berbagai pertemuan working group G20, tidak ada satupun yang berhasil menelorkan suatu komunike.
Menurut Dino kemampuan Indonesia untuk menjembatani antara negara-negara barat dan Rusia dalam KTT G20 nanti akan menjadi tantangan yang sangat berat.
Baca juga: Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dan PM Inggris Rishi Sunak Pastikan Hadir di KTT G20
Hal tersebut dikarenakan Indonesia tidak bisa memaksa negara-negara barat dan Rusia untuk melakukan kompromi.
"Menjelang KTT G20 nanti, pemerintah Indonesia perlu menurunkan ekspektasi. Jangan menyatakan KTT G20 itu pasti dijamin akan sukses. Sebaiknya pemerintah bicara terus terang kepada publik. Sehingga jika ternyata tidak terjadi komunike, publik akan paham," kata Dino dalam pernyataannya lewat video yang diunggah FPCI di akun resminya, Senin (31/10/2022).
Sebab menurutnya setelah invasi Rusia terhadap Ukraina, keanggotaan G20 masih utuh itu merupakan suatu hal yang sangat baik.
Kendati demikian, menurutnya, jika terjadi suatu komunike di KTT G20 maka hal ini merupakan prestasi di luar dugaan.
Dino juga menyampaikan suksesnya KTT G20 juga akan diukur dari sejumlah pertemuan bilateral yang akan terjadi.
Akan ada banyak pertemuan namun yang perlu diperhatikan adalah kombinasi pertemuan antara Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, Jepang dan Eropa.
Indonesia juga perlu memperhatikan pertemuan yang akan dilakukan oleh Rusia dengan Saudi Arabia, Turki dan India.
"Di sini saya menganjurkan agar pr presiden Jokowi dapat melakukan pertemuan bilateral khusus dengan presiden Putin dan dalam pertemuan tersebut presiden Jokowi menekan presiden Putin untuk melakukan deeskalasi militer di Ukraina. Karena perang telah berdampak buruk bagi ekonomi dunia, termasuk pada ekonomi rakyat Indonesia," ujar Dino.
"Juga agar presiden Putin memajukan perundingan damai secara serius dengan Ukraina," lanjutnya
Eks Wamenlu itu juga mendorong agar Indonesia dapat terus menjaga momentum 3 sektor yang menjadi prioritas Indonesia, yaitu kesehatan, ekonomi digital dan transisi ekonomi hijau
Dino juga mendorong Indonesia dapat membantu menjaga agar suasana perdebatan di KTT G20 tidak semakin panas.
"Untuk membantu menenangkan suasana, Indonesia dapat berkordinasi dengan sahabat - sahabat di G20, seperti Australia, Arab Saudi, India, Turki dan Korea Selatan," ujarnya.