Hindari Lockdown Covid-19, Pekerja Panjat Pagar untuk Kabur dari Pabrik iPhone di China
Yuan berjalan sepanjang malam menuju ke kampung halamannya di Kota Hebi, meninggalkan pabrik produsen iPhone Foxconn Technology Group di Zhengzhou
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Para pekerja dilaporkan melarikan diri dari pabrik perakitan iPhone terbesar di China, untuk menghindari penguncian wilayah (lockdown) di kota Zhengzhou.
Salah satu pekerja bermarga Yuan mengaku memanjat pagar pada Sabtu (29/10/2022) malam, untuk bergabung dengan pekerja lainnya yang melarikan diri dari pabrik tersebut.
Yuan berjalan sepanjang malam menuju ke kampung halamannya di Kota Hebi, meninggalkan pabrik produsen iPhone Foxconn Technology Group di Zhengzhou, yang mempekerjakan sekitar 200.000 karyawan.
Baca juga: Pembatasan Covid-19 di China Memukul Bisnis iPhone dan Disney Shanghai
"Ada begitu banyak orang di jalan," kata Yuan saat diwawancara pada Senin (31/10/2022), yang dikutip dari Reuters.
Sejak pertengahan Oktober, Foxconn telah bergulat dengan wabah Covid-19 di pabrik Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di China tengah.
Para pekerja pabrik melakukan karantina untuk menghentikan penyebaran virus corona. Foxconn telah berulang kali menahan diri untuk tidak mengungkapkan jumlah kasus Covid-19.
“Kami harus melakukan tes PCR tanpa henti, dan setelah sekitar 10 hari, kami harus memakai masker N95, dan diberi obat tradisional Tiongkok,” kata Yuan, yang menolak mengungkapkan nama lengkapnya.
Setiap kali kasus positif atau dicurigai ditemukan di pabrik, akan ada siaran publik terkait hal itu, namun pekerjaan akan terus berlanjut, kata Yuan.
Baca juga: China Perketat Lockdown, Waktu Operasional Disneyland Shanghai Ikut Dibatasi
"Orang-orang akan dipanggil di tengah pekerjaan, dan jika mereka tidak muncul pada hari berikutnya, itu berarti mereka telah dibawa pergi," ujarnya.
Sekitar 20.000 pekerja telah dikarantina, tambahnya, namun dia tidak dapat memastikan berapa banyak yang terinfeksi, karena manajemen perusahaan tidak mempublikasikan informasi tersebut.
China biasanya mengisolasi sejumlah besar orang yang dianggap berhubungan dekat atau memiliki kontak dengan orang yang terinfeksi.
Ekonomi terbesar kedua di dunia itu terus berperang melawan Covid-19 dengan mengadakan lockdown, tes massal dan karantina, sementara banyak negara lain yang memilih hidup berdampingan dengan wabah itu.
Untuk perusahaan dengan pabrik besar seperti Foxconn, biasanya menerapkan sistem "loop tertutup" dengan menjaga ribuan pekerja tetap berada di kompleks pabrik agar jalur produksi mereka tetap berjalan.
"Makanan untuk puluhan ribu hanya ditinggalkan di luar (gedung karantina di pabrik)," kata seorang pekerja berusia 21 tahun bermarga Li.