Biden Disebut Marahi Zelensky karena Minta Lebih Banyak Bantuan Senjata dari AS
Joe Biden meninggikan suaranya dan menegaskan kepada Zelensky bahwa AS telah melakukan segala upaya untuk membantu Ukraina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Joe Biden dilaporkan kehilangan kesabarannya dan meninggikan suaranya saat panggilan telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Pasalnya, saat itu Zelensky mendesak Biden agar memberikan lebih banyak bantuan militer setelah Presiden AS menandatangani bantuan tambahan senilai $1 miliar di awal tahun ini.
Momen ini diungkap dalam laporan NBC News pada Senin (31/10/2022), dilansir New York Post.
Menurut empat sumber yang mengetahui hal tersebut, panggilan telepon antara Biden dan Zelensky pada bulan Juni itu berbeda dari sebelum-sebelumnya.
Biden baru saja selesai memberi tahu Zelensky tentang bantuan tambahan dari militer AS sebesar $1 miliar untuk Ukraina.
Namun Zelensky justru mendaftar semua bantuan tambahan yang dia butuhkan dan belum didapatkan dari AS.
Baca juga: Joe Biden Ancam Kenakan Pajak Rejeki Nomplok ke Perusahaan Minyak AS
Menurut laporan, Biden yang merasa kesal lalu meninggikan suaranya di telepon.
Ia mengingatkan Zelensky tentang kemurahan hati rakyat Amerika dan menegaskan bahwa pemerintahannya serta militer AS sudah melakukan segala upaya untuk membantu Ukraina melawan Rusia.
Pemimpin AS ini juga meminta Zelensky lebih berterima kasih atas bantuan itu.
Namun sumber lain membantah percakapan telepon berubah memanas karena kemarahan.
Menurutnya, Biden ketika itu menyarankan Zelensky supaya mengarahkan keprihatinannya melalui saluran militer yang sesuai.
Hubungan antara dua pemimpin ini membaik setelah panggilan itu.
Presiden Ukraina membuat ucapan terima kasih kepada AS atas kontribusinya pada upaya perang, kata laporan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional menolak berkomentar setelah dihubungi oleh NBC News, begitu pula pihak Zelensky.
Sebelum telepon pada 15 Juni itu terjadi, rasa frustrasi presiden terhadap Zelensky meningkat selama berminggu-minggu, kata tiga orang yang mengetahui panggilan itu.
Biden dan beberapa ajudan utamanya merasa pemerintah melakukan sebanyak mungkin dan secepat mungkin untuk Ukraina, namun Zelensky hanya fokus pada apa yang tidak dilakukan.
Masih menurut laporan NBC, beberapa pemerintah Eropa Timur dan politisi AS merasa Gedung Putih lamban dalam menyetujui permintaan senjata dari Kyiv.
AS diketahui telah memberikan sekitar $20 miliar bantuan ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari.
Setelah sesi telepon yang tegang dengan Biden, Ukraina memutuskan untuk mencoba meredakan ketegangan, menurut dua sumber yang akrab dengan pandangan pemerintah Ukraina, pembantu kongres dan dua pejabat Eropa.
Ukraina masih membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara untuk bertahan melawan pesawat militer Rusia, rudal, dan pesawat tak berawak.
Washington sendiri tengah membahas sistem rudal jarak jauh seperti ATACMS dan beberapa pesawat tempur canggih untuk Ukraina.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, pemerintahan Biden dikritik karena bergerak terlalu hati-hati.
Namun kini, presiden menghadapi kemungkinan penolakan dari beberapa anggota parlemen Republik dan Demokrat progresif karena dinilai memberikan terlalu banyak bantuan.
Kherson Jadi Titik Balik
Militer Ukraina tengah berupaya membobol pertahanan dan mengusir pasukan pendudukan Rusia dari Kherson.
Jika Ukraina mampu merebut kembali daerah ini, maka akan menjadi pendorong moral utama bagi pasukan Zelensky dan kerugian besar bagi pasukan Putin.
Menurut laporan Al Jazeera, Rusia meminta warga sipil di Kherson segera meninggalkan daerah di sepanjang tepi timur Sungai Dnieper.
Rusia sebelumnya telah memerintahkan warga sipil keluar dari wilayah yang dikendalikannya di tepi barat sungai.
Pasalnya, pasukan Ukraina berhasil merangsek maju di wilayah itu untuk merebut kembali Kota Kherson.
Pejabat Rusia mengatakan telah memperluas perintah evakuasi ke zona penyangga 15 km di sepanjang tepi timur juga.
Baca juga: Pertempuran di Kherson Memanas, Pasukan Ukraina Berusaha Tembus Pertahanan Rusia
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-252: Moskow Luncurkan 4 Rudal dan 26 Serangan Udara ke Kyiv
Menanggapi hal ini, Kyiv menuduh evakuasi tersebut adalah deportasi paksa dari pejabat pendudukan, yang merupakan kejahatan perang.
Sementara itu, pejabat lokal di beberapa wilayah di Ukraina tengah dan timur mengaktifkan alarm serangan udara karena ancaman serangan rudal.
Pejabat dari wilayah Poltava, Kharkiv, Zaporizhzhia, dan Dnipropetrovsk melaporkan ada kemungkinan kuat terjadi serangan udara Rusia.
Mereka mendesak warga sipil untuk berlindung.
Peringatan semacam itu dikeluarkan hampir setiap hari menyusul serangan rudal dan drone yang baru-baru ini menargetkan infrastruktur sipil dan energi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)