Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Ramai Soroti Perayaan Halloween di Arab Saudi, Dulu Dilarang Kini Digelar Besar-besaran

Perayaan Halloween yang dulu dilarang, digelar besar-besaran di Arab Saudi pada tahun ini. Hal ini menuai sorotan dari berbagai pihak.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Media Ramai Soroti Perayaan Halloween di Arab Saudi, Dulu Dilarang Kini Digelar Besar-besaran
Kolase Foto Tribunnews
Perayaan Halloween diizinkan tahun ini oleh penguasa de-facto Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, di bawah "Visi 2020" untuk memodernisasi negara. - Perayaan Halloween yang dulu dilarang, digelar besar-besaran di Arab Saudi pada tahun ini. Hal ini menuai sorotan dari berbagai pihak. 

"Beberapa orang percaya bahwa perayaan Halloween di Arab Saudi dimaksudkan untuk menambahkan lapisan modernitas pada ketidaktahuan yang tertanam dalam Westoxification tak terkendali yang diadopsi oleh pemerintah Saudi dalam masyarakat dengan akar Islam yang dalam," lapor Tehran Times.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berjalan melewati penjaga kehormatan, sebelum pertemuannya dengan perdana menteri Yunani di kantor perdana menteri di Athena pada 26 Juli 2022.
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berjalan melewati penjaga kehormatan, sebelum pertemuannya dengan perdana menteri Yunani di kantor perdana menteri di Athena pada 26 Juli 2022.  - Perayaan Halloween yang dulu dilarang, digelar besar-besaran di Arab Saudi pada tahun ini. Hal ini menuai sorotan dari berbagai pihak.(Louisa GOULIAMAKI / AFP)

Baca juga: Sebelum Tragedi Halloween Itaewon, Polisi Terima 79 Telepon Darurat Masuk, Hanya 4 yang Direspons

Baca juga: Profil Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi

Grand Mufti Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh pernah menjelaskan alasan tidak merayakan ulang tahun Nabi Muhammad SAW pada tahun 2015 lalu.

Maulid Nabi menurutnya adalah praktik bid'ah yang secara ilegal ditambahkan ke agama Islam, lapor Tribunnews.

"Ini adalah bid'ah (sebuah inovasi agama yang berdosa) yang masuk ke dalam Islam setelah tiga abad pertama ketika para sahabat dan penerus para sahabat hidup," kata dia.

Ia menilai sejatinya kecintaan kepada Rasulullah dilakukan dengan cara mengikuti ajarannya serta sunnah.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani,Yunita Rahmayanti)

Berita Rekomendasi
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas