PM Korsel Minta Polisi Beri Penjelasan Ihwal Panggilan Darurat Beberapa Jam Sebelum Insiden Itaewon
Kepolisian Nasional Korea dimintai tanggapannya atas temuan adanya panggilan darurat beberapa jam sebelum tragedi pesta Halloween di distrik Itaewon.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo meminta tanggapan Kepolisian Nasional Korea atas temuan adanya panggilan darurat beberapa jam sebelum tragedi pesta Halloween di distrik Itaewon akhir pekan lalu.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (2/11/2022) tragedi berdarah Itaewon pada Sabtu (29/10) telah merenggut nyawa 156 orang dan 172 orang mengalami luka-luka, sementara 33 orang masih dalam kondisi kritis.
"Polisi harus melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memberikan penjelasan yang jelas serta transparan kepada publik," kata Han.
Sebuah transkrip panggilan darurat yang dirilis oleh kepolisian Selasa (1/11) kemarin menunjukkan beberapa penelepon menghubungi nomor 112, dengan seorang penelepon meminta polisi datang ke sebuah gang di mana pengunjung pesta sudah memadati distrik Itaewon.
Kemudian, polisi menerima 10 panggilan serupa lainnya, dengan para penelepon memohon dengan semakin mendesak dan putus asa. Sedangkan panggilan terakhir dilakukan hanya beberapa menit sebelum orang-orang di gang sempit dan miring itu mulai berjatuhan.
Baca juga: Keluarga Identifikasi Barang-barang Milik Korban Tragedi Pesta Halloween di Itaewon
"Ketika seseorang menelepon 112, itu adalah situasi yang sangat mendesak dan bantuan polisi atau tindakan sangat dibutuhkan," kata Han, merujuk pada hotline polisi darurat Korea Selatan.
Pelepasan transkrip panggilan darurat tersebut, lantas memicu kritik terhadap kepolisian, yang diklaim menjadi faktor kunci tragedi berdarah Itaewon.
Baca juga: Dianggap Jadi Penyebab Tragedi Mematikan Halloween Itaewon, Apa Itu Turbulensi Kerumunan?
Di sisi lain, Kepala Kepolisian Nasional Korea, Komisaris Jenderal Yoon Hee-keun, mengakui pengendalian massa di tempat kejadian "tidak memadai" dan menjanjikan penyelidikan internal yang menyeluruh.