Ikuti Langkah AS, Kamboja Turun Tangan Bantu Ukraina di Medan Perang
Keprihatinan tersebut yang kemudian mendorong Kamboja untuk ikut turun tangan membantu militer Ukraina dalam membersihkan ranjau darat.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEW.COM, PHNOM PENH – Perdana Menteri Kamboja Hun Sen telah setuju untuk mengirim pasukan militer khusus ke kawasan perang untuk membantu tentara Ukraina dalam meningkatkan keamanan wilayah di perbatasan selama invasi.
Dalam laporan yang dirilis pada Rabu (2/11/2022) Hun Sen menyebut bahwa pengiriman pasukan yang dilakukan negaranya dimaksudkan untuk melatih tentara perang Ukraina dalam membersihkan ranjau darat yang ditanam oleh Rusia di wilayah perbatasan.
Langkah tersebut diambil Kamboja mengikuti Amerika yang telah lebih dulu menugaskan pasukannya di wilayah Ukraina untuk membantu militer Kyiv melacak pengiriman peralatan perang dari Barat, agar persenjataan tersebut tidak berakhir di tangan tentara-tentara Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-253: Putin Tuntut Jaminan dari Ukraina Soal Ekspor Gandum
Selama invasi berlangsung Rusia dilaporkan telah meninggalkan banyak ranjau dan alat peledak di kawasan perbatasan untuk membantu para militernya melakukan pencaplokan wilayah, aksi tersebut sontak memicu kekhawatiran masyarakat Ukraina lantaran penggunaan bahan peledak memicu kehancuran yang mendalam pada sektor ekonomi dan pembangunan.
Keprihatinan tersebut yang kemudian mendorong Kamboja untuk ikut turun tangan membantu militer Ukraina dalam membersihkan ranjau darat.
Sebelum memutuskan untuk terjun ke medan perang, Direktur Jenderal Pusat Pekerjaan Ranjau Kamboja, Heng Ratana mengungkap bahwa negaranya telah lebih dulu berkonsultasi dengan mitra yang ada di Jepang.
Usai mendapatkan lampu hijau dari berbagai pihak barulah pemerintah Kamboja mengutus tim khusus penjinak ranjau.
Rencananya tim pertama akan diberangkatkan pada awal Desember, sementara sisanya akan dikirimkan pada awal tahun depan, seperti yang dikutip dari APnews.
Sebagai informasi, Kamboja sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki militer khusus yang mampu mendeteksi ranjau darat di berbagai medan.
Baca juga: Setelah Ditelepon Erdogan, Rusia Mau Lanjutkan Lagi Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina
Memanasnya perang saudara yang terjadi di Kamboja selama beberapa dekade, menjadikannya sebagai negara dengan ranjau darat paling banyak di dunia. Bahkan lebih dari 1.000 km persegi tanah masih terkontaminasi dengan ranjau ledak.
Sejak itu, pemerintah setempat mulai gencar menyerukan pembersihan dan penghancuran rudal guna mengurangi jumlah korban. Kemahiran Kamboja dalam menghapuskan ranjau bahkan membuat ribuan militer khusus Kamboja ditarik PBB untuk bekerja di Afrika dan Timur Tengah.