Itaewon Dikenal sebagai Kawasan Multikultural, Apa Arti Itaewon bagi Warga Negara Asing?
Itaewon dikenal sebagai lingkungan multikultural, Berikut ini, Tribunnews.com rangkum arti Itaewon bagi warga negara asing dan orang Korea.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Itaewon, Korea Selatan telah lama menjadi lingkungan multikultural.
Banyak orang mengalami dan menikmati berbagai budaya internasional di pusatKota Seoul ini.
Turis internasional dan orang asing merasa betah dengan komunitas yang ada di Itaewon.
Sementara, banyak orang Korea yang gemar berkunjung untuk mencari suasana bak di luar negeri.
Berikut ini, Tribunnews.com rangkum arti Itaewon bagi warga negara asing, seperti dikutip dari Korea Herald:
Satu di antara orang asing yang menikmati Itaewon adalah Mitch Goshrom (37), seorang warga negara Amerika yang tinggal di Seoul.
Baca juga: Berkaca Tragedi Halloween Itaewon Jadi Alasan Jadwal Konser Dewa 19 di JIS Mundur
"Saya tidak terlalu sering merasa rindu rumah, tetapi kita saya merasakannya, biasanya ada sesuatu yang membuat nyaman di sana (Itaewon)," ungkapnya.
"Di Itaewon, saya hanyalah satu di antara ratusan orang asing dan tidak ada yang akan terlalu memperhatikan saya," ucapnya.
"Jadi terasa sedikit bebas," imbuhnya.
Memperkenalkan hari libur Barat
Itaewon sering menjadi tempat di Korea di mana unsur-unsur budaya internasional diperkenalkan dan dirayakan.
Tidak mengherankan selama bertahun-tahun lingkungan ini menjadi identik dengan perayaan Halloween.
Baca juga: Kepolisian Korsel Dikecam karena Lalai dan Abaikan Panggilan Darurat Soal Tragedi Halloween Itaewon
Jauh sebelum kebanyakan orang Korea mengenal hari libur Barat, Itaewon merupakan tempat di mana komunitas asing dapat berkumpul menikmati Halloween seperti yang dilakukan di rumah.
Mereka (orang asing) pun dapat mengenalkan budaya tersebut kepada tetangga Korea.
Dipengaruhi oleh tentara Angkatan Darat AS
Setelah Perang Korea 1950-1953, lingkungan itu mulai mengadopsi unsur-unsur budaya Barat.
Itaewon sebagian besar dipengaruhi oleh tentara Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Garnisiun Yongsan.
Distrik ini mulai melihat orang asing dari negara lain pindah selama 1970-an.
Dengan cepat, Itaewon menjadi kiblat internasional, di mana orang asing dan Korea dapat berbaur.
Baca juga: Mengapa Tragedi Halloween Itaewon Lebih Fatal bagi Wanita Dibandingkan Pria?
Jonathan Moore, seorang pengusaha yang tinggal di Seoul memberikan penghormatan kepada para korban tragedi Halloween Itaewon yang merenggut nyawa 156 orang.
"Sejak datang ke Korea 16 tahun lalu, Itaewon menjadi bagian penting dari pengalaman saya," tuturnya.
"Ini adalah tempat yang nyaman bagi banyak kelompok, termasuk komunitas ekspatriat besar yang tinggal di dekatnya," imbuhnya.
"Di situlah kami berkumpul untuk makan yang menenangkan, minuman setelah bekerja, acara sosial dan banyak lagi," paparnya menggambarkan Itaewon bagi dirinya.
Itaewon bagi orang Korea
Sementara, bagi orang Korea, hingga akhir 1980-an, Itaewon adalah tempat untuk menemukan makanan dan (musik) Jazz Amerika atau membeli perabotan bergaya Barat.
Secara khusus, area di sekitar Hamilton Hotel adalah satu daya tarik utama.
Baca juga: Program Pelatihan Tanggap Darurat Diserbu Warga Korea Selatan Usai Tragedi Halloween Itaewon
Masuknya tenaga kerja asing
Kota ini menjadi lebih internasional dengan masuknya tenaga kerja asing.
Pemerinintah Korea Selatan memperkenalkan sistem untuk mengadopsi trainee teknis pada tahun 1994 dari 14 negara.
Di antaranya termasuk Filipina, Bangladesh, Pakistan, dan Indonesia.
Itaewon adalah tempat yang nyaman bagi banyak pekerja untuk menetap, sebuah buku tentang Itaewon oleh Museum Sejarah Seoul menjelaskan.
Meskipun Itaewon telah menjadi kota internasional berusia puluhan tahun, baru pada tahun 2000-an daerah tersebut dikenal karena menawarkan makanan otentik dari seluruh dunia.
Baca juga: Presiden Korsel Murka Tahu Polisi Lamban Tanggapi Panggilan Darurat pada Malam Tragedi Itaewon
Penduduk Seoul ajak teman-teman internasional makan malam dan hiburan di Itaewon
Clare Youn, seorang penduduk Seoul berusia 34 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional, mengajak teman-teman internasionalnya ke Itaewon untuk makan malam dan hiburan setiap tiga bulan sekali.
“Biasanya kalau ada tamu dari negara lain, mereka sering ngidam makanan dari rumah. Itaewon dikenal dengan makanan yang sangat otentik," bebernya.
"Orang-orang yang bekerja di restoran di Itaewon kemungkinan besar berasal dari daerah itu," jelasnya.
"Misalnya, jika Anda pergi ke restoran kari India, mereka akan memiliki koki India. Ini tidak seperti rasa encer,” kata Youn.
Dia juga mengunjungi Itaewon pada hari Sabtu dengan teman-teman dari AS dan Inggris untuk merayakan Halloween.
Kelompoknya meninggalkan daerah itu sesaat sebelum tragedi itu.
Beberapa orang asing yang telah tinggal di Seoul selama bertahun-tahun dan telah menyaksikan perubahan di Itaewon mengungkapkan kepahitan tentang bagaimana kota telah berubah.
Berita lain terkait dengan Tragedi Pesta Halloween di Korsel
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)