Korea Utara Dilaporkan Diam-diam Bantu Rusia, Kirimkan Ratusan Peluru Artileri Via Kereta
Merespon tuduhan yang dilayangkan Barat, pemerintah Korea Utara secara tegas menyatakan bahwa isi kontainer tersebut bukanlah senjata perang
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Pemerintah Korea Utara dilaporkan telah memasok Rusia dengan berbagai peralatan senjata termasuk ratusan peluru artileri dengan menggunakan sebuah kereta, pada Jumat (4/11/2022).
Aksi tersebut diketahui The 38 North Project lembaga yang memantau perkembangan Korea Utara, dalam pantauannya The 38 North menemukan pergerakan yang mencurigakan di belakang lokomotif yang melintasi kawasan perbatasan Korea Utara.
The 38 North Project mengatakan bahwa tiga gerbong dari kereta yang memiliki panjang 200 meter milik Korea Utara tampak tertutup.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Putin Minta Warga Kherson Dievakuasi, 450 Ribu Rumah di Kyiv Tak Dapat Listrik
Kereta tersebut diketahui melaju menuju Stasiun Khasan Rusia sekitar 2 km dari perbatasan, pada Jumat pagi.
Setelah sampai di stasiun pukul dua siang waktu setempat tampak tiga kontainer yang keluar dari gerbong tersebut dipindahkan ke sebuah truk di sekitar lokasi.
Munculnya gerbong misterius ini sontak memicu pertanyaan publik, banyak pihak menilai bahwa isi dari kontainer yang ada di gerbong tersebut merupakan senjata perang yang akan dikirimkan ke Rusia.
"Apakah pemindahan material sedang berlangsung tidak dapat ditentukan, dan lokasi yang diparkir dari rangkaian kereta ini mungkin tidak terkait," kata laporan The 38 North Project.
Merespon tuduhan yang dilayangkan Barat, pemerintah Korea Utara secara tegas menyatakan bahwa isi kontainer tersebut bukanlah senjata perang, mengutip dari Reuters pihaknya juga mengklaim bahwa tidak pernah memasok senjata atau amunisi ke Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya.
Sementara itu usai isu negatif ini menyebar Badan Bea Cukai Hewan Korea Utara, Krai Primorsky lantas menyampaikan pernyataan resmi.
Dalam pengumumannya Primorsky menjelaskan bahwa kereta api yang dicurigai Barat hanyalah kereta biasa yang membawa 30 ekor kuda Orlov Trotter abu.
Primorsky menambah bahwa Kereta tersebut berangkat dari daerah perbatasan Rusia yakni distrik Khasan menuju Korea Utara setelah kuda-kuda tersebut dikarantina di Suzdal, dekat Moskow.
Pengiriman ini merupakan bentuk perdagangan Rusia dan Korea Utara yang sempat terhenti sejak Maret 2020, akibat penyebaran Covid-19.
Baca juga: Kunjungan Kanselir Jerman ke China Dikritik, Ingatkan Soal Ketergantungan dengan Rusia
Walau Korea Utara menyangkal tuduhan tersebut, namun hal tersebut tersebut tak lantas membuat Amerika percaya.
Mengingat pada bulan lalu orang kepercayaan dari Washington membocorkan informasi yang menunjukkan Korea Utara secara diam-diam memasok Rusia dengan sejumlah peluru artileri untuk perangnya di Ukraina.