Lockdown China Tak Mempan Membendung Covid-19, Infeksi Melonjak Tertinggi dalam 6 Bulan
Kasus penularan atau infeksi Covid-19 terbaru di China selama sepekan terakhir di November ini melonjak dengan jumlah kasus mencapai 4.420 infeksi.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Kasus penularan atau infeksi Covid-19 terbaru di China selama sepekan terakhir di bulan November ini melonjak dengan jumlah kasus mencapai 4.420 infeksi.
Sebanyak 588 kasus infeksi Covid-19 di antaranya bergejala sementara sisanya 4.022 tidak menunjukkan gejala.
Angka ini melesat jadi yang tertinggi dalam enam bulan terakhir, bahkan jumlah tersebut naik drastis apabila dibandingkan dengan kasus di bulan Mei lalu.
Saat itu jumlah pasien positif Covid hanya berada di kisaran 3.659 kasus.
Mengutip dari Al Jazeera lonjakan terjadi ketika pemerintah telah memberlakukan sejumlah kebijakan nol covid dengan ketat, belum diketahui penyebab pasti melonjaknya kasus Covid-19 di sejumlah kota China.
Namun usai kasus positif Covid meledak, pemerintah China menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menghapus kebijakan nol Covid, justru mereka akan terus memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown, karantina,serta pengujian massal secara lebih ketat.
"Ini mungkin memakan waktu beberapa bulan, namun langkah-langkah anti-COVID-19 China sepenuhnya benar, serta yang paling ekonomis dan efektif. ” kata pejabat pengendalian penyakit asal China Hu Xiang yang dikutip dari Bloomberg.
Sebelum pejabat kesehatan China merilis lonjakan kasus positif Covid-19, pada pekan para investor di negeri panda ini menggembar–gemborkan isu tentang kemungkinan pelonggaran pembatasan Covid-19.
Baca juga: Ekspor dan Impor China Menyusut di Oktober 2022 Imbas Penerapan Lockdown Covid-19
Desas-desus ini makin didukung dengan adanya sejumlah informasi yang menyebut bahwa pemerintah China kini sedang melakukan diskusi terkait penyesuaian kebijakan pelonggaran.
Beredarnya isu tersebut sontak langsung mendapat respon postif dari berbagai pihak hingga sejumlah pasar saham di China melonjak.
Baca juga: Pengiriman iPhone 14 Diperkirakan Merosot, Imbas Pembatasan Covid-19 di China
Sayangnya situasi ini berubah setelah pejabat kesehatan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pendekatan pembersihan dinamis untuk memberantas kasus COVID-19, pada acara konferensi pers Sabtu (5/11/2022).
Tepatnya setelah kasus penularan COVID-19 meningkat di sejumlah wilayah.
Tercatat beberapa hari terakhir kota Guangzhou selatan terus melaporkan peningkatan infeksi, dengan 66 kasus baru yang ditransmisikan secara lokal dan 1.259 kasus tanpa gejala.
Baca juga: Apple Pangkas Produksi Iphone 14 Pro hingga 3 Juta Unit Imbas Penerapan Lockdown di China
Kondisi serupa juga terjadi di Ibu kota China Beijing, dimana jumlah kasus positif Covid meningkat sebanyak 43 kasus bergejala dan enam kasus tanpa gejala.
Meski pengetatan kebijakan nol Covid mulai diberlakukan, namun pemerintah menjelaskan bahwa sejumlah acara besar seperti maraton tahunan Beijing yang diikuti 26.000 peserta akan tetap digelar di bawah protokol COVID-19 yang ketat.
Mengingat sebelumnya acara ini pernah dibatalkan dua tahun.
Sebelum mengikuti ajang ini para pelari diharuskan mengikuti tes PCR selama tiga hari serta melakukan isolasi mandiri selama sepekan menjelang perlombaan.