Sebagian Pekerja Twitter yang Diberhentikan telah Diminta untuk Kembali, Mengapa?
Twitter belum lama ini sempat memberhentikan sekitar setengah pekerja kini mulai menjangkau karyawan dan meminta kembali bekerja.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Twitter belum lama ini sempat memberhentikan sekitar setengah pekerja, menyusul akuisisi Elon Musk senilai 44 miliar dolar Amerika atau setara dengan Rp683 triliun.
Kini perusahaan tersebut mulai menjangkau puluhan karyawan dan meminta mereka kembali bekerja.
Dikutip Japan Times, berdasarkan dua sumber yang mengetahui langkah tersebut, beberapa dari mereka yang diminta kembali sempat diberhentikan karena kesalahan.
Pekerja lain dilepaskan sebelum manajemen menyadari pekerjaan dan pengalaman mereka mungkin diperlukan untuk membangun fitur baru yang direncanakan Musk.
Sebelumnya Twitter memangkas hampir 3.700 orang minggu lalu melalui e-mail sebagai cara untuk memangkas biaya setelah akuisisi Musk, yang ditutup pada akhir Oktober.
Banyak karyawan mengetahui bahwa mereka kehilangan pekerjaan setelah akses mereka ke sistem di seluruh perusahaan, seperti e-mail dan Slack, tiba-tiba ditangguhkan.
Baca juga: Twitter Tunda Peluncuran Lencana Verifikasi Hingga Berakhirnya Pemilihan Paruh Waktu AS
Proses akuisisi yang kacau
Permintaan agar karyawan kembali menunjukkan betapa terburu-buru dan kacaunya proses itu.
Seorang juru bicara Twitter tidak membalas permintaan komentar.
Rencana Twitter untuk mempekerjakan kembali pekerja sebelumnya dilaporkan oleh Platformer.
“Mengenai pengurangan kekuatan Twitter, sayangnya tidak ada pilihan ketika perusahaan merugi lebih dari $4 juta/hari,” tweet Musk pada Jumat (4/11/2022).
Saat ini Twitter memiliki hampir 3.700 karyawan yang tersisa, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Baca juga: Twitter Minta Puluhan Karyawan yang Dipecat untuk Kembali Bekerja
Musk mendorong mereka yang tetap di perusahaan untuk bergerak cepat dalam mengirimkan fitur baru.
Dalam beberapa kasus, karyawan bahkan tidur di kantor untuk memenuhi tenggat waktu baru.