Korea Utara Bantah Tuduhan Amerika Serikat Soal Memasok Peluru Artileri ke Rusia
Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menyebut Korea Utara berusaha untuk mengaburkan pengiriman peluru artileri.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Korea Utara menyampaikan pihaknya tidak pernah melakukan transaksi senjata dengan Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya.
Dikutip dari Reuters, Selasa (8/11/2022) hal itu sekaligus menepis pernyataan dari Gedung Putih pekan lalu, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki informasi yang mengindikasikan Korea Utara secara diam-diam memasok sejumlah peluru artileri kepada Rusia.
Adapun, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menyebut Korea Utara berusaha untuk mengaburkan pengiriman peluru artileri dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Baca juga: Korea Utara Dilaporkan Diam-diam Bantu Rusia, Kirimkan Ratusan Peluru Artileri Via Kereta
Sementara itu, seorang pejabat kementerian pertahanan Korea Utara menyebut tuduhan itu sebagai rumor dan mengatakan Pyongyang "tidak pernah memiliki 'urusan senjata' dengan Rusia" dan "tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan”.
"Kami menganggap langkah AS sebagai bagian dari upaya permusuhannya untuk menodai citra Korea Utara di arena internasional dengan menerapkan 'resolusi sanksi' ilegal dari Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara," kata pejabat itu dalam sebuah pernyataan.
Pemberian senjata apa pun diyakini akan semakin memperdalam hubungan antara Moskow dan Pyongyang karena isolasi Rusia atas perangnya di Ukraina telah berkembang.
Di samping itu, Korea Utara merupakan satu-satunya negara yang mengakui kemerdekaan wilayah Ukraina yang memisahkan diri dan telah menyatakan dukungan untuk pencaplokan Rusia atas bagian-bagian Ukraina.