Sekutu Putin sekaligus Pendiri Wagner Bertekad akan Terus Ikut Campur di Pemilu AS
Pendiri Grup Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin mengaku pernah ganggu pemilu AS pada tahun 2018 dan berjanji akan tetap melakukannya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pendiri Grup Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin, mengaku pernah ikut campur dalam pemilihan umum di Amerika Serikat (AS).
Yevgeny Prigozhin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin ini juga berjanji akan melanjutkan upaya intervensinya dalam pesta demokrasi AS itu.
Pengakuan dari Prigozhin ini datang sehari sebelum Amerika Serikat memulai pemilihan paruh waktu.
"Kami telah ikut campur, kami ikut campur dan kami akan terus ikut campur - dengan hati-hati, akurat, pembedahan dan dengan cara kami sendiri, seperti yang kami tahu bagaimana melakukannya," kata Yevgeny Prigozhin, Senin (7/11/2022).
Pernyataan dari Prigozhin ini diposting oleh layanan pers perusahaan katering miliknya, Concord, di media sosial.
"Selama operasi tepat kami, kami akan mengangkat kedua ginjal dan hati sekaligus," tulis pengusaha Rusia itu di media sosial VK.
Baca juga: Tentara Bayaran Rusia Wagner Buka Markas Resmi Pertamanya di Saint Petersburg
Dilaporkan Al Jazeera, Departemen Kehakiman AS pada tahun 2018 lalu menuduh sebuah institusi terkait Prigozhin yakni Badan Penelitian Internet, menyebarkan hoaks di antara publik Amerika selama kampanye pada 2016.
Ujaran-ujaran bermuatan perpecahan itu disebar melakui Facebook dan Twitter.
Prigozhin yang selama ini dikenal jarang tampil ke publik, belakangan lebih blak-blakan sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Bahkan ia beberapa waktu lalu sempat mengkritik jenderal Rusia.
Setelah bertahun-tahun dirahasiakan, pada September lalu ia mengaku sebagai pendiri Grup Wagner.
Grup Wagner adalah perusahaan penyedia tentara bayaran yang aktif di Suriah, negara-negara Afrika, dan kini di Ukraina.
Akibat perusahaan militernya itu, Prigozhin dijatuhi sanksi oleh AS dan UE.
Dalam pernyataannya, Prigozhin menyebut tentara Wagner adalah "pahlawan" yang bertempur di Ukraina, Suriah, dan negara-negara Arab, Afrika, dan Amerika Latin.