Kata Pengamat Soal Kemungkinan KTT G20 Hasilkan Tekanan untuk Hentikan Perang di Ukraina
KTT G20 yang digelar di Bali 15-16 November mendatang, bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk menggalang solidaritas tersebut
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% produk domestik bruto (PDB) dunia.
Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Baca juga: Momen G20 Diharapkan Sejalan dengan Agenda Indonesia Emas 2045
Mantan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi dalam cuitannya di platform media sosial Twitter mengatakan tidak ada agenda KTT G20 yang lebih penting selain : Hentikan perang Rusia di Ukraina.
“Sebagai ketua penyelenggara KTT, Indonesia masih punya waktu untuk terus menyuarakan Perdamaian. Keberhasilan G20 di Bali sangat ditentukan oleh adanya Komunike bersama untuk menghentikan perang,” tutur.
Dubes yang bertugas di Kiev selama 4,5 tahun tersebut mengingatkan pasca kunjungan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina pada 30 Juni lalu, bantuan kongkrit apa yang sudah diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada Ukraina.
“Invasi perang Rusia di wilayah kedaulatan Ukraina telah memasuki bulan ke-9. Indonesia tidak seharusnya diam. Berbuatlah demi kemanusiaan,” tegasnya.