Jenderal Rusia Sepakat Mundur dari Kherson yang Dicaplok, Kekalahan Terpahit Bagi Putin
Jenderal Rusia sepakat mundur dari Kherson, wilayah Ukraina yang dicaplok, karena terdesak oleh pasukan Ukraina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah tokoh terkemuka Rusia menyetujui keputusan para jenderal untuk mundur dari Kota Kherson, di Ukraina selatan pada Rabu (9/11/2022).
Mundurnya pasukan Rusia dari kota ini akan menjadi kekalahan paling memalukan bagi Moskow setelah perang berbulan-bulan.
Penarikan pasukan itu diusulkan oleh Jenderal Sergei Surovikin, yang bulan lalu ditunjuk untuk memimpin invasi Rusia ke Ukraina.
Kherson merupakan kota strategis bagi kelangsungan perang bagi Rusia.
Kota yang terletak di utara Semenanjung Krimea ini, merupakan satu-satunya ibu kota provinsi Ukraina yang berhasil direbut sejak invasi dimulai.
Namun pasukan Ukraina kian mendekat bahkan mengancam akan menjebak tentara Rusia di tepi barat Sungai Dnipro, di mana mereka akan kesulitan mendapat pasokan.
Baca juga: Korea Utara Tembakkan Senjata Era Soviet seperti yang Digunakan Rusia untuk Serang Ukraina
Jenderal Surovikin akhirnya mengusulkan kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu agar Rusia membangun garis pertahanan baru di tepi seberang demi menyelamatkan nyawa para tentara, lapor Reuters.
Shoigu pun dilaporkan setuju dan memerintahkan pasukannya untuk mundur.
Keputusan itu digambarkan seorang blogger militer Rusia sebagai "halaman hitam dalam sejarah tentara Rusia".
Di sisi lain juga mendapat dukungan dari sederet tokoh perang Rusia terkemuka karena dianggap keputusan yang bijaksana.
"Setelah mempertimbangkan semua pro dan kontra, Jenderal Surovikin membuat pilihan yang sulit tetapi tepat antara pengorbanan yang tidak masuk akal demi pernyataan keras dan menyelamatkan nyawa prajurit yang tak ternilai," kata Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya yang mendukung invasi.
Kadyrov sebelumnya kerap mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk lebih agresif hingga menyarankan senjata nuklir tingkat rendah.
Yevgeny Prigozhin, pendiri grup tentara bayaran Wagner, lebih blak-blakan.
"Keputusan yang diambil oleh Surovikin tidak mudah, tetapi dia bertindak seperti orang yang tidak takut bertanggung jawab," katanya dikutip dari RIA.