Puan Maharani Ajak Parlemen Korea Kolaborasi Kepemimpinan di Asia
Puan Maharani menyatakan, hangatnya pertemuan antara delegasi Indonesia dan anggota Parlemen Korsel merefleksikan eratnya hubungan kedua negara.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan (Korsel) Kim Jin-pyo, Ketua DPR RI Puan Maharani bersama delegasi Indonesia dijamu makan siang.
Puan Maharani pun menyampaikan sejumlah pesan kepada para anggota DPR Korea Selatan itu.
Jamuan makan siang digelar di National Assembly of the Republic of Korea (Gedung Kantor DPR Korsel) yang berada di Seoul, Rabu (9/11/2022).
“Annyeonghaseyo, terima kasih kepada Majelis Nasional Republik Korea atas sambutan hangat kepada saya dan delegasi Indonesia pada kunjungan kami ke Korea ini,” kata Puan Maharani.
Puan Maharani menyatakan, hangatnya pertemuan antara delegasi Indonesia dan anggota Parlemen Korsel merefleksikan eratnya hubungan kedua negara.
Menurut Puan Maharani, hubungan Indonesia dan Korsel tak hanya berdasar pada hubungan erat di masa lalu semata.
“Namun juga berdasarkan potensi di masa depan yang dapat dikembangkan,” ujarnya.
Untuk meningkatkan hubungan Indonesia dan Korsel, Puan Maharani menilai diperlukan diplomasi parlemen.
Hal ini seiring dengan kerjasama erat yang telah dilakukan pemerintah, swasta, dan berbagai pihak lainnya.
“Kita perlu memastikan bahwa tidak ada gap antara kerjasama antar pemerintah dengan kerjasama antar parlemen kedua negara,” ujar Puan Maharani
“Terutama parlemen perlu memastikan melalui fungsi pengawasannya bahwa kerja sama antar pemerintah memang bermanfaat bagi rakyat masing-masing,” imbuhnya.
Baca juga: Terima Anugerah Doktor Kehormatan dari PKNU Korsel, Puan Dedikasikan Gelarnya untuk Perempuan RI
Puan mengatakan, hubungan kedua negara akan semakin kuat jika antara anggota parlemennya juga memiliki hubungan yang erat.
Oleh karenanya, ia mendorong agar parlemen Indonesia dan Korsel dapat berkolaborasi pada sejumlah hal.
“Seperti pada forum internasional untuk menyelesaikan berbagai isu krusial, di antaranya terkait dengan isu perdamaian, dan perubahan iklim,” kata Puan.