Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah 114 Tahun Perusahaan Permen Jepang Sangat Terkenal Ini Ditutup, Defisit 150 Juta Yen

Pada tahun 1908,  Sojiro Sakuma, yang lahir di Prefektur Chiba, berhasil memproduksi permen drops dalam negeri yang pertama.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Setelah 114 Tahun Perusahaan Permen Jepang Sangat Terkenal Ini Ditutup, Defisit 150 Juta Yen
Ist
Permen Sakuma-shiki Drops, tak ada orang Jepang yang tak tahu,  memiliki sejarah 114 tahun, dan Sakuma Confectionery akhirnya mengumumkan menutup perusahaannya. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Sakuma Seika (Toshima-ku, Tokyo), yang memproduksi dan menjual permen "Sakuma Drops" dalam kaleng merah, mengumumkan pada tanggal 9 November kemarin, bahwa perusahaan permen tersebut akan ditutup pada tanggal 20 Januari tahun depan.

"Dampak corona menjadi penyebab tak bisa dilanjutkan perusahaan ini dan kami sempat merugi sekitar 150 juta yen tahun lalu," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis (10/11/2022).

Dengan sejarah 114 tahun, secara luas dikenal sebagai permen yang muncul di anime "Firefly Grave", dan berbagai kegiatan lainnya di Jepang secara luas.

"Pengiriman akan selesai pada akhir Desember tahun ini. Jadi praktis semua penjualan akan stop mulai Januari 2023," tambahnya lagi.

Pada tahun 1908,  Sojiro Sakuma, yang lahir di Prefektur Chiba, berhasil memproduksi permen drops dalam negeri yang pertama.

Pabrik rusak selama perang, tetapi setelah perang dibangun kembali dan penjualan meningkat.

BERITA REKOMENDASI

 Namun, dalam beberapa tahun terakhir, persaingan dengan produk yang lebih murah telah meningkat, dan penjualan menurun karena efek virus corona baru.

 Keputusan penutupan usaha tersebut karena adanya masalah seperti kenaikan harga bahan baku dan energi serta kesulitan dalam mengamankan personel.

Kemudian permen "Sakuma Drops" dalam kaleng hijau, yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan lain, Sakuma Confectionery (Meguro-ku, Tokyo) dibangun oleh mantan staf yang lama.

 Meskipun kedua perusahaan memiliki asal yang sama, mereka adalah perusahaan yang terpisah karena didirikan secara terpisah oleh pihak-pihak terkait setelah perang.

Dalam penyelesaian akun perusahaan untuk tahun fiskal yang berakhir September tahun lalu, laba rugi akhir mencatat defisit lebih dari 150 juta yen untuk tahun tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas