Joe Biden akan Menekan Xi Jinping atas Program Nuklir Korea Utara di KTT G20 Bali
Joe Biden akan mendesak Xi Jinping untuk mengendalikan uji coba rudal dan program nuklir Korea Utara dalam pertemuannya di KTT G20 Bali.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Joe Biden diagendakan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 Bali.
Sementara itu, Joe Biden telah mendarat di Phnom Penh, Kamboja pada Sabtu (12/11/2022) pagi waktu setempat untuk bertemu dengan para pemimpin Asia Tenggara.
Dilansir Arab News, pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping akan terjadi di tengah serentetan uji coba rudal oleh Korea Utara akhir-akhir ini.
Kegiatan itu memicu kekhawatiran bahwa Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un, akan segera melakukan uji coba nuklir yang ketujuh.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengungkap agenda pembicaraan dua pemimpin negara adidaya itu di sela-sela KTT G20 Bali.
Biden disebut bertekad mendesak Xi Jinping untuk mengendalikan Korea Utara.
Baca juga: Presiden Xi Jinping Dipastikan Bertemu Joe Biden di KTT G20 Bali Pekan Depan
Dikatakan Sullivan, Biden akan memberi tahu Xi bahwa China memiliki kepentingan untuk "memainkan peran konstruktif dalam menahan kecenderungan terburuk Korea Utara."
Diketahui, Beijing merupakan sekutu terdekat dan terbesar Pyongyang.
Biden juga akan memberi tahu Xi bahwa jika pembangunan rudal dan nuklir Korea Utara "terus berlanjut di jalan ini, itu hanya akan berarti semakin meningkatkan kehadiran militer dan keamanan Amerika di wilayah tersebut."
Sullivan mengatakan Biden tidak akan menuntut China namun hanya membagikan pandangannya kepada Xi.
"Korea Utara merupakan ancaman tidak hanya untuk Amerika Serikat, tidak hanya untuk (Korea Selatan) dan Jepang tetapi untuk perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan," kata Sullivan kepada awak pers.
Terkait apakah China akan meningkatkan tekanannya pada Korut atau tidak, itu tergantung Beijing, jelas Sullivan.
"Namun, dengan Korea Utara dengan cepat meningkatkan kapasitas misilnya, situasi operasional lebih akut pada saat ini," imbuhnya.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida turut menyerukan aksi internasional bersama untuk menghentikan program rudal Pyongyang selama pembicaraan dengan ASEAN, China, dan Korea Selatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.