Rusia: Tentara Bayaran dari 40 Negara Bertempur di Dekat Zaporizhzhia, Mayoritas Asal Polandia
Pihak berwenang Rusia mengatakan tentara bayaran yang berperang di Ukraina berasal dari 40 negara, terbanyak dari Polandia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Terungkap tentara bayaran yang berasal dari 40 negara saat ini dilaporkan terlibat dalam pertempuran di dekat Zaporizhzhia, Sabtu (12/11/2022).
Kepala gerakan We Stand with Russia, Vladimir Rogov mengungkapkan kepada TASS bahwa mayoritas tentara bayaran itu berasal dari Polandia.
"Jumlah negara (yang diwakili) telah bertambah. Seminggu yang lalu, kami mengatakan ada 34 negara yang dikonfimasi," jelasnya.
"Sekarang ada tentara bayaran dari lebih 40 negara," imbuhnya.
Dilansir TASS, sebagian besar dari tentara bayaran adalah orang Polandia, di mana ada 5.000 orang.
Rogov mengatakan warga negara Jepang, Australia, Kanada, Prancis, dan orang-orang dari negara-negara berbahasa Spanyol di antara tentara bayaran.
Baca juga: Selamat Usai Divonis Mati, Eks Tentara Bayaran Ini Kembali ke Medan Perang Ukraina Sebagai Youtuber
Rogov juga ingat bahwa lebih dari seribu tentara bayaran telah terbunuh di kota Zaporizhzhia.
Pada Kamis (10/11/2022), Rogov menuturkan kepada TASS dia memprediksi Ukraina akan fokus pada wilayah Zaporizhzhia, menyusul penarikan Rusia dari tepi kanan Sungai Dnieper.
Dia menambahkan komandan militer Ukraina telah membangun sekelompok tentara bayaran di dekat wilayah tersebut.
Menurut Rogov, pasukan Ukraina yang ditempatkan di bagian Wilayah Zaporizhzhia yang dikuasai Kyiv telah menerima lusinan kapal lapis baja.
Sementara lebih dari 700 anggota Pasukan Operasi Khusus telah dilatih untuk merebut fasilitas teknologi utama di tepi Sungai Dnieper.
Tentara bayaran Inggris kembali ke meda perang
Baca juga: Tentara Bayaran Rusia Wagner Buka Markas Resmi Pertamanya di Saint Petersburg
Seorang mantan tentara bayaran asal Inggris yang telah dibebaskan oleh Rusia, kini kembali masuk ke medan laga dengan tujuan berbeda.
Aiden Aslin sempat divonis mati, karena ikut mengangkat senjata membela Ukraina dalam pertempuran di Mariupol.