Direktur CIA dan Kepala Dinas Intelijen Asing Rusia Gelar Pertemuan di Turki, Ada Apa?
Kepala mata-mata Washington dan Moskow membahas ancaman nuklir Kremlin di Ukraina dan tahanan Gedung Putih yang dipenjara secara tidak adil oleh Rusia
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) William Burns dan Kepala Dinas Intelijen Asing SVR Rusia Sergei Naryshkin menggelar pertemuan di Ankara, Turki pada Senin (14/11/2022).
Dilaporkan kepala mata-mata Washington dan Moskow membahas ancaman nuklir Kremlin di Ukraina dan tahanan Gedung Putih yang dipenjara secara tidak adil oleh Rusia.
Pertemuan ini terjadi menyusul spekulasi beberapa tokoh senior AS ingin Ukraina memasuki negosiasi dengan Kremlin untuk mengakhiri perang.
Dilaporkan BBC, pertemuan antara Burns dan Naryshkin dikonfirmasi oleh Juru Bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan - yang telah muncul sebagai perantara penting antara Rusia dan negara-negara Barat sejak invasi Februari.
Kremlin mengatakan pembicaraan itu datang sebagai "sebuah inisiatif dari pihak Amerika".
Agenda ini menandai pertemuan publik tingkat tertinggi antara para pejabat sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-265: Presiden Volodymyr Zelensky Kunjungai Kherson
Gedung Putih mengatakan Burns - yang merupakan duta besar AS untuk Rusia antara 2005 dan 2008 dan berbicara bahasa Rusia - tidak merundingkan akhir perang (Rusia dengan Ukraina).
"Pesannya adalah tentang konsekuensi penggunaan senjata nuklir oleh Rusia, dan risiko peningkatan stabilitas strategis," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir The Guardian.
AS peringatkan Moskow agar tidak gunakan nuklir
Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah berulang kali memperingatkan Moskow agar tidak menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.
Pada September 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat ingin menghancurkan Rusia.
Putin menekankan akan menggunakan "semua cara yang tersedia" untuk melindungi wilayahnya.
Baca juga: Jokowi dan Erdogan Tukar Pikiran Soal Konflik Rusia-Ukraina
Pernyataan Putin dilihat sebagai ancaman terselubung untuk menggunakan senjata nuklir.
Pihak AS mengatakan akan menganggap serius ancaman itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.