Menlu Retno Marsudi: Indonesia Suarakan Kepentingan Negara Berkembang dalam KTT G20
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan keketuaan Indonesia dalam gelaran G20 tahun ini sungguh luar biasa bahkan telah berjalan extra mile.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Malvyandie Haryadi
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins mengapresiasi tema yang diangkat dalam presidensi G20 Indonesia tahun ini yakni Recover Together, Recover Stronger.
Menurutnya, ini merupakan jargon sekaligus tema yang dibutuhkan dunia saat ini.
Owen mengungkapkan tema ini telah mewakili keprihatinan seluruh negara pasca pandemi covid-19 yang menghantam negara-negara di dunia dengan banyak aspek kehidupan terdampak.
“Dan saya rasa ketika Indonesia menetapkan jargon tersebut lengkap dengan tiga isu prioritas yaitu transasi energi, transformasi digital dan penguatan infrastruktur kesehatan global, sekali lagi ini sangat tepat karena kita baru saja pulih dari pandemi," kata Owen.
Owen juga menyinggung manfaat G20 bagi hubungan Indonesia dan Inggris.
Menurutnya kedua negara akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa banyak dari Presidensi G20 ini.
“Saya rasa kedua negara bisa mendapatkan keuntungan yang luar biasa banyak dari forum G20. Dan seperti pernyataan saya sebelumnya, isu prioritas yang diusung oleh Indonesia adalah juga menjadi stimulus untuk meningkatkan perekonomian kedua negara, baik bagi Inggris maupun Indonesia,” katanya.
Sementara itu, bertepatan dengan momen KTT G20 di Bali pada 15 - 16 November 2022, para pelestari lingkungan di Bali turut menyuarakan pentingnya memasukkan masalah lingkungan dalam agenda KTT G20.
“Sampah adalah masalah kita sebagai masyarakat di bumi. Mudah-mudahan dalam G20 ini ada hasil kongkrit bahwa masalah lingkungan benar-benar menjadi permasalahan yang serius untuk diagendakan dan dilakukan, bukan sekedar wacana. Dengan adanya G20 ini juga, saya berharap isu lingkungan menjadi agenda penting, terutama dalam mengubah kebiasaan masyarakat,” ujar aktivis lingkungan asal Bali, Made Janur Yasa.
Made Janur adalah inisiator Program Plastic Exchange, melalui wadah ini ia membangun kepedulian warga Bali pada persoalan sampah khususnya sampah plastik.
Yasa berharap program ini akan diadopsi oleh pemerintah maupun swasta juga masyarakat luas sehingga seluruh Bali dan seluruh Indonesia dapat berkolaborasi bersama untuk mengatasi masalah lingkungan.
“Melalui Term of EduAksi yakni dengan memberikan pengetahuan dan aksi, diharapkan akan ada kebiasaan mengelola sampah sendiri, karena kebiasaan itu tidak bisa dihafal, tetapi harus dilakukan terus menerus,” imbuh Made Janur.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.