Joe Biden Kutuk Penembakan Brutal di Club Q, Biden: Kita Tidak Boleh Mentolerir Kekerasan
Aksi penembakan itu dilakukan pria berusia 22 tahun bernama Anderson Lee Aldrich yang sengaja pergi ke Club Q pada Sabtu malam waktu setempat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pun menyampaikan duka citanya kepada para korban aksi penembakan massal di klub malam LGBTQ+ 'Club Q' di Colorado, pada Sabtu malam.
Ia menegaskan bahwa tindakan brutal ini seharusnya tidak terjadi.
"Tempat-tempat yang seharusnya menjadi ruang penerimaan dan perayaan yang aman, tidak boleh diubah menjadi tempat teror dan kekerasan," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Dikutip dari The New York Times, Senin (21/11/2022), Biden pun meminta seluruh warganya untuk bersatu memerangi kebencian yang disebar segelintir pihak.
Menurutnya, kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan.
"Namun itu terjadi terlalu sering, kita harus menghilangkan ketidakadilan yang berkontribusi pada kekerasan terhadap orang-orang L.G.B.T.Q.I.+, kita tidak bisa dan tidak boleh mentolerir kebencian," tegas Biden.
Joe Biden memperbaharui seruannya untuk larangan senjata serbu federal, meskipun sekarang tidak ada cukup dukungan di Kongres untuk memberlakukannya.
Baca juga: Sosok Anderson Lee Aldrich, Pelaku Penembakan Massal di Klub Gay Colorado Springs
"Kita harus mengatasi epidemi kesehatan masyarakat dari kekerasan senjata dalam segala bentuknya," papar Biden.
Aksi penembakan itu dilakukan pria berusia 22 tahun bernama Anderson Lee Aldrich yang sengaja pergi ke Club Q pada Sabtu malam waktu setempat.
Sekitar pukul 23.55 dan segera mulai menembak secara brutal menggunakan senapan yang dibawanya.
Baca juga: Anderson Lee Aldrich, Tersangka Penembakan Club Gay di Colorado Masih Bungkam
Akibat aksi ini, 5 orang dinyatakan tewas termasuk 2 bartender yang bekerja di cafe itu, sedangkan 20-an lainnya mengalami luka-luka.