Senator AS Desak Joe Biden untuk Pertimbangan kembali Permintaan Ukraina atas Drone Grey Eagle
Pemerintahan Biden sejauh ini telah menolak permintaan Kyiv untuk drone Grey Eagle, yang dapat terbang hingga 8.800 meter (29.000 kaki).
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sekelompok bipartisan yang terdiri dari 16 senator Amerika Serikat telah meminta pemerintahan Biden untuk dengan hati-hati mempertimbangkan kembali permintaan Ukraina atas drone Grey Eagle untuk melawan Rusia.
Dikutip dari Aljazeera, Pemerintahan Biden sejauh ini telah menolak permintaan Kyiv untuk drone Grey Eagle, yang dapat terbang hingga 8.800 meter (29.000 kaki) selama lebih dari 24 jam.
Dalam sebuah surat, para senator telah memberikan waktu kepada Menteri Pertahanan Lloyd Austin hingga 30 November untuk menjelaskan mengapa Pentagon yakin drone itu tidak sesuai untuk pertempuran di Ukraina.
Baca juga: Iran Isyaratkan Bantu Rusia dalam Membuat Drone untuk Perang di Ukraina
Adapun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa (22/11/2022) meminta lebih banyak bantuan, menyalahkan Rusia karena menggunakan suhu musim dingin sebagai "senjata pemusnah massal" dengan menyerang infrastruktur energi Ukraina.
“Kremlin ingin mengubah musim dingin ini menjadi senjata pemusnah massal,” kata Zelenskyy dalam sebuah pesan video pada pertemuan walikota Prancis.
Untuk melewati musim dingin di tengah berlangsungnya konflik, Zelenskyy mendesak Asosiasi Walikota Prancis untuk mengirimkan generator, dukungan untuk operasi penjinakan ranjau, serta peralatan untuk layanan darurat dan petugas medis Ukraina.
Di sisi lain, AS akan berupaya mempercepat pemberian bantuan sebesar 4,5 miliar dolar AS dalam beberapa minggu mendatang.
“Dana tersebut ditujukan untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan mendukung layanan inti pemerintah", kata Janet Yellen, Menteri Keuangan AS.
Dalam upaya untuk melanjutkan dukungannya untuk Ukraina, Kanada mengatakan bahwa mereka akan memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap pemerintahan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko karena mendukung perang Rusia di Ukraina.
Ottawa rencananya akan memberikan sanksi kepada 22 pejabat Belarusia dan 16 perusahaan Belarusia yang terlibat dalam manufaktur militer, teknologi, teknik, perbankan, dan transportasi kereta api.