Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meta, Induk Facebook Kuak Operasi Propaganda Individu dan Militer AS

Meta, induk perusahaan Facebook menguak akun-akun yang digunakan sebagai propaganda pro-barat oleh individu yang terkait militer AS.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Meta, Induk Facebook Kuak Operasi Propaganda Individu dan Militer AS
The Verge
Papan petunjuk kantor Meta Inc, induk raksasa media sosial Facebook di AS. 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Perusahaan induk Facebook, Meta, mengakui penemuan beberapa kelompok akun dan halaman palsu yang diyakini terkait individu dan militer AS.

Akun-akun itu secara sistematis digunakan sebagai media propaganda di sejumlah wilayah konflik di Afrika, Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

“Meskipun orang-orang di balik operasi ini berusaha menyembunyikan identitas dan koordinasi mereka, penyelidikan kami menemukan hubungan individu yang terkait dengan militer AS,” kata Meta dalam sebuah posting blog, Selasa (22/11/2022).

Media Russia Today mengutipnya di publikasi terbaru, Jumat (25/11/2022).

Kampanye terselubung itu ditemukan awal tahun ini dan secara total Meta menghapus 39 akun Facebook dan 26 akun Instagram, serta 16 halaman dan dua grup.

Semuanya karena melanggar kebijakan perusahaan terhadap perilaku tidak autentik terkoordinasi.

Baca juga: Meta Identifikasi 400 Aplikasi Scam Berbahaya, Pengguna Facebook Diminta Waspada

Baca juga: Akun Facebook Mark Zuckerberg Diserang Bug, 119 Juta Pengikut Mendadak Hilang

Raksasa media sosial itu mengakui operasi skala besar itu melampaui beberapa lusin akun itu dan di banyak platform internet lainnya.

Berita Rekomendasi

Termasuk di Twitter, YouTube, dan Telegram – serta jejaring sosial utama Rusia VKontakte dan Odnoklassniki.

Berusaha mengecilkan penemuan Meta menjelaskan, mayoritas operasi ini memiliki sedikit atau tidak ada keterlibatan komunitas asli, sekaligus menyoroti kampanye serupa oleh China dan Rusia.

Pengakuan Meta mendukung penyelidikan mengejutkan media The Washington Post yang mengungkapkan Pentagon dipaksa meluncurkan audit menyeluruh terkait perang informasi rahasia.

Audit didorong setelah berbagai akun media sosial, yang digunakan para operatornya menargetkan audiens asing secara psikologis lewat perang yang rumit.

Jaringan operasi psikologi itu awalnya disorot para peneliti di Graphika dan Stanford Internet Observatory.

Facebook saat ini sedang menguji fitur berbagi tagihan yang nanti nya dapat digunakan melalui Messenger.
Facebook saat ini sedang menguji fitur berbagi tagihan yang nanti nya dapat digunakan melalui Messenger. (IST)

Pada Agustus menerbitkan laporan tentang jaringan online yang diduga mendorong pro-barat, anti-Rusia dan narasi politis lainnya.

Sementara studi asli tidak menyalahkan akun palsu pada aktor tertentu, dua pejabat Pentagon kemudian mengatakan kepada Post, US Centcom termasuk yang operasinya diawaasi.

US Centcom mengawasi pasukan AS di Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tengah.

Pada saat itu, Centcom menolak mengomentari apakah ada akun mencurigakan yang dibuat oleh personel atau kontraktornya.

Tetapi seorang pejabat mengklaim perilaku seperti itu benar-benar merupakan pelanggaran doktrin dan praktik pelatihan.

Penasihat kebijakan pertahanan AS Colin Kahl menuntut setiap divisi Pentagon yang terlibat dalam "operasi psikologis online" memberikan laporan lengkap tentang kegiatan mereka pada Oktober.

Pengajuan pengadilan yang mengejutkan menunjukkan FBI tahu 'Russiagate' adalah operasi pembohongan pada Januari 2017, tetapi terus menekan Donald Trump

Ketakutan itu sekali lagi dipicu laporan Graphika, dan Stanford Internet Observatory, yang menemukan selama lima tahun terakhir, ratusan akun menyebarkan narasi pro-barat.

Propaganda anti-Rusia tingkat lanjut, termasuk narasi imperialis Kremlin di Ukraina, kemungkinan dijalankan unit-unit Centcom Pentagon.

Centcom bertanggung jawab atas segala jenis operasi militer di 21 negara di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tengah dan Selatan.

Menurut laporan Graphika, di antara akun yang dihapus adalah outlet berita fiksi berbahasa Persia yang membagikan konten yang diposkan ulang dari platform propaganda milik negara AS, Voice of America Farsi dan Radio Free Europe.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas