Rusia Ancam Hentikan Pasok Minyak ke Pendukung Sanksi Pembatasan Harga
Rusia memperingatkan sanksi pembatasan harga minyak Rusia oleh Uni Eropa melanggar pasar bebas. Moskow akan menghentikan pasokan minyaknya.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Rusia memperingatkan akan menghentikan pasokan minyak ke negara-negara pendukung sanksi pembatasan harga minyak Rusia.
“Negara-negara yang bergabung kartel pembeli tidak akan mendapatkan minyak mentah dari Moskow,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Moskow akan mengembargo negara-negara yang mendukung batas harga minyak yang diusulkan negara-negara Kelompok Tujuh (G7).
Pernyataan itu diamini Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov. Skema pembatasan harga minyak Rusia itu diusulkan kelompok G7 untuk menekan Rusia.
Baca juga: Amerika Desak G7 Umumkan Tingkat Batas Harga Minyak Rusia
Baca juga: Ikuti Langkah China, India Akan Gunakan Mata Uang Rupee Dalam Perdagangan Minyak Rusia
Baca juga: Hungaria dan Serbia akan Bangun Pipa untuk Angkut Minyak Rusia, Buntut Sanksi Uni Eropa
Diplomat Uni Eropa optimistis mereka dapat mencapai kesepakatan tentang batas harga untuk ekspor minyak Rusia meskipun ada perpecahan tajam atas rencana tersebut.
“Kami telah berulang kali mengatakan bahwa pengenalan apa yang disebut pagu harga untuk minyak Rusia adalah tindakan anti-pasar,” kata Zakharova dikutip Russia Today, Jumat (25/11/2022).
“Itu mengganggu rantai pasokan, dan secara signifikan dapat memperumit situasi di pasar energi global,” lanjut Zakharova di Moskow.
“Federasi Rusia tidak berencana untuk memasok minyak ke negara-negara yang akan bergabung dengan kartel pembeli,” imbuhnya.
Kelompok G7 sedang mempertimbangkan menetapkan batas pada minyak yang dibawa melalui laut Rusia di kisaran $65-70 per barel.
Langkah ini diharapkan mulai berlaku pada 5 Desember, sebagai bagian dari sanksi yang diperkenalkan oleh AS, Uni Eropa, dan sekutu mereka.
Jika disetujui, itu akan melarang perusahaan-perusahaan barat memberikan asuransi, reasuransi, perantara, dan bantuan keuangan kepada kapal-kapal yang memuat minyak mentah Rusia kecuali jika dijual di bawah harga yang disepakati.
Zakharova mencatat banyak negara penghasil minyak juga menentang tindakan semacam itu yang dianggap anti-pasar.
“Mereka hanya memahami hari ini, dengan menargetkan Rusia semata-mata karena alasan ekonomi, … mereka (negara-negara barat) dapat menerapkan (tindakan semacam itu) ke negara lain mana pun. ”
Dia menekankan dikte harga merusak sistem perdagangan dunia dan menciptakan preseden berbahaya tidak hanya di pasar energi tetapi juga untuk perdagangan internasional secara umum.