Perang Kotor Intel Asing, ISIS, dan Upaya Oposisi Mendongkel Bashar Assad
Jihadi John alias Mohammad Emwazi bergabung kelompok Al Muhajirin London yang diawasi agen rahasia M15, lalu perg ke Suriah bergabung ISIS.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Ini adalah bagian kedua laporan panjang William Van Wagenen, seorang peneliti dan penulis untuk Institut Libertarian.
William Wagenen menulis artikel mendalam kisah di balik kekejaman ISIS, dan kelompok bersenjata oposisi Suriah yang didukung AS dan Inggris.
Di bagian kedua ini, William Van Wagenen mengulas konteks aksi Mohammed Emwazi alias Jihadi John, operasi intelijen dan usaha penggulingan Bashar Assad sesuai scenario AS dan Inggris.
James Foley, jurnalis independen dari Amerika dieksekusi Jihadi John di gurun Raqqa, Suriah, dan jadi pintu menguak konspirasi intelijen dan para teroris itu di Suriah.
Artikelnya dipublikasikan di situs independen spesialis mendalami geopolitik Asia Barat, The Cradle, Jumat (25/11/2022).
Penculikan James Foley
James Foley adalah seorang jurnalis lepas Amerika yang punya reputasi panjang di medan konflik. Ia melaporkan perang dari Irak dan Afghanistan sebelum melakukan perjalanan ke Libya pada 2011.
Foley meliput perang pimpinan NATO terhadap pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi.
Baca juga: Aksi Jihadi John, Khatibat al-Muhajireen, dan Peran Intelijen Inggris
Baca juga: Ini Dia Wanita AS Pentolan Batalyon Khusus ISIS di Raqqa Suriah
Baca juga: Allison Fluke-Ekren, Wanita AS yang Latih Para Wanita ISIS di Suriah
Saat berada di Libya, seorang rekan dekat Foley ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan Libya, yang juga menahan dan memenjarakan Foley selama 44 hari.
Pada 2012, Foley mulai melakukan perjalanan ke Suriah untuk melaporkan konflik untuk Global Post dan AFP.
Pada Juli 2012, Foley meliput serangan kelompok bersenjata Front Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan Liwa al-Tawhid dari FSA, menyerbu kota-kota di Suriah.
Pada Oktober 2012, Foley menerbitkan sebuah artikel dari hasil liputannya di Aleppo Suriah. Laporannya menunjukkan kelompok bersenjata oposisi menikmati sedikit popularitas di antara penduduk kota.
Foley mencatat banyak warga sipil Aleppo kehilangan kesabaran dengan oposisi yang semakin keras dan tidak dapat dikenali, yang sangat disusupi pejuang asing dan kelompok teroris.
Ini bertentangan dengan narasi arus utama tentang konflik Suriah yang diatur barat, yang menunjukkan kelompok oposisi berjuang untuk demokrasi dan menikmati dukungan rakyat.