Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ISIS Afghanistan Akui Coba Lenyapkan Diplomat Pakistan di Kabul

Kelompok teroris ISIS (Daesh) mengaku bertanggungjawab atas serangan ke kantor diplomat Pakistan di Kabul, Afghanistan.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in ISIS Afghanistan Akui Coba Lenyapkan Diplomat Pakistan di Kabul
AFP/MOHD RASFAN
Pejuang Taliban berpatroli di sepanjang jalan selama demonstrasi oleh orang-orang untuk mengutuk protes baru-baru ini oleh aktivis hak-hak perempuan Afghanistan, di Kabul, Jum'at (21 Januari 2022). Aksi warga mendukung tindakan pemerintah Taliban yang telah mengamankan aktivis hak-hak perempuan serta adanya campur tangan Pakistan yang dianggap menghina nilai-nilai Afghanistan. (Mohd RASFAN / AFP) 

Serangan mematikan yang mengarah apparat keamanan Pakistan itu menimbulkan gelombang keterkejutan dan kemarahan di seluruh Pakistan.

Pengeboman tersebut menewaskan empat orang dan tampaknya ditujukan kepada polisi yang melindungi pekerja vaksinasi polio di daerah tersebut.

Taliban Pakistan secara ideologis bersekutu dengan Taliban Afghanistan, yang merebut kekuasaan tahun lalu setelah pasukan AS dan NATO terakhir ditarik dari Afghanistan.

Pakistan menyalahkan Taliban Afghanistan karena tidak berbuat cukup untuk mengendalikan pejuang bersenjata yang berlindung di negara mereka.

Anggota kelompok itu melancarkan serangan melintasi perbatasan, tuduhan yang dibantah oleh Taliban.

Selama panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari dan Menlu Taliban Amir Khan Muttaqi, diplomat Taliban meyakinkan Islamabad para pelaku serangan keji ini akan dihukum.

Menurut kementerian luar negeri Pakistan, Zardari memperingatkan Muttaqi Taliban harus mencegah para teroris merusak hubungan antara Pakistan dan Afghanistan.

Berita Rekomendasi

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengutuk serangan itu lewat pernyataan yang dirilis pada hari serangan terjadi.

Dewan Keamanan PBB meminta Taliban memastikan keselamatan dan keamanan misi dan konsulat diplomatik asing yang beroperasi di Afghanistan.

Taliban Afghanistan harus menjalankan Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler.

Kekerasan tak pernah berhenti di Afghanistan, sejak pasukan Soviet/Rusia menarik diri dari wilayah itu bertahun-tahun silam.

Perang antar kelompok bersenjata berujung menguatnya organisasi Taliban yang diinisiasi kaum muda pelajar Afghanistan.

Pada perkembangannya Taliban mampu merebut Kabul, ibu kota Afghanistan, sebelum Al Qaeda yang dipimpin Usamah bin Laden didakwa jadi otak dan pelaku serangan ke AS pada 9/11.

Pasukan AS dan koalisi internasional menggempur Taliban Afghanistan, menaikkan pemerintahan sipil di Kabul, serta menghancurkan basis utama Al Qaeda.

AS akhirnya mengklaim Usamah bin Laden ditemukan dan dihancurkan di rumah persembunyiannya di Abottabad, Pakistan.(Tribunnews.com/Aljazeera/Sputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas