Tolak Diplomasi AS, Vladimir Putin Targetkan Infrastruktur Energi Ukraina sebagai Serangan Balasan
Vladimir Putin tolak diplomasi AS dan targetkan infrastruktur energi Ukraina sebagai balasan atas pemboman jembatan penghubungan Krimea dan Rusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Rusia mengatakan tidak berminat untuk berdiplomasi dengan Ukraina, setelah Joe Biden mengatakan bersedia duduk bersama Putin jika pemimpin Rusia itu benar-benar ingin mengakhiri pertempuran.
"Apa sebenarnya yang dikatakan Presiden Biden? Dia mengatakan negosiasi hanya mungkin dilakukan setelah Putin meninggalkan Ukraina," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kepada wartawan.
"Moskow pasti tidak siap menerima persyaratan tersebut. Operasi militer khusus berlanjut," tambahnya.
Baca juga: Kurangi Pendapatan Putin, G7 Sepakat Tetapkan Batas Harga Minyak Rusia Sebesar 60 Dolar AS per Barel
Isu melemahnya dukungan Barat
Menurut Departemen Luar Negeri AS, ada kelelahan dari sekutu Barat yang mendukung Ukraina, seperti diberitakan Intellinews.
Sehingga, mereka baru-baru mulai menyerukan pembicaraan damai.
"Saya siap untuk berbicara dengan Tuan Putin jika memang ada minat padanya untuk memutuskan dia mencari cara untuk mengakhiri perang," kata Joe Biden dalam konferensi pers dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kamis (1/12/2022).
"Ada satu cara untuk mengakhiri perang ini - cara yang rasional. Putin menarik diri dari Ukraina. Tapi sepertinya dia tidak akan melakukannya," kata Biden.
Juru bicara kepresidenan Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan keesokan harinya bahwa Rusia tidak siap untuk menarik pasukannya dari Ukraina.
"Faktanya, apa yang dikatakan Presiden Biden, dia mengatakan negosiasi hanya mungkin dilakukan setelah Putin meninggalkan Ukraina," kata Peskov kepada kantor berita Rusia RIA Novosti.
Prancis: Diplomasi ini adalah hak Ukraina
Sementara Emmanuel Macron menekankan, terserah Kyiv untuk memutuskan kapan waktunya telah tiba untuk negosiasi dengan Rusia.
"Kami tidak akan pernah mendesak warga Ukraina untuk membuat kompromi yang tidak dapat diterima oleh mereka," kata presiden Prancis itu.
"Kita harus membiarkan Ukraina memutuskan saat dan kondisi yang akan mereka negosiasikan." lanjutnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina