Analisis Pakar : KTT China-Saudi Babak Baru Perubahan Sikap Arab Saudi
Presiden China Xi Jinping akan memimpin pemerintah China berkunjung ke Arab Saudi mulai Jumat, 9 Desember 2022.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Presiden China Xi Jinping akan memulai kunjungan dan memimpin kegiatan resmi pemerintah China ke Saudi Arabia, Jumat (9/12/2022).
Pertemuan puncak pemimpin kedua negara akan menandai babak baru hubungan Saudi-China, sekaligus perkembangan menarik di kawasan Timur Tengah.
Wang Guangda, Sekretaris Jenderal Pusat Penelitian Reformasi dan Pembangunan China-Arab di Universitas Studi Internasional Shanghai, mengemukakan analisis politiknya Selasa (6/12/2022).
Dipublikasikan di situs Global Times, Wang Guangda mengatakan, KTT China-Saudi adalah pilihan strategis yang dibuat kedua belah pihak.
Menurutnya, KTT tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan China-Arab. KTT ini akan mengarah pada pembangunan komunitas China-Arab di era baru.
Berikut ini analisis Wang Guangda yang telah dialihbahasakan.
Saling percaya antara kedua belah pihak akan terus semakin dalam, sementara saling menguntungkan dan hasil win-win akan mendorong kemakmuran dan pembangunan.
China dan dunia Arab adalah mitra kerja sama alami yang saling mendukung, telah melalui suka dan duka bersama.
Baca juga: Xi Jinping akan Kunjungi Arab Saudi di Tengah Kerenggangan Hubungan Riyadh-Washington
Baca juga: Presiden Joe Biden Tekan Saudi, Pangeran MBS Ingatkan Penyiksaan di Irak
Baca juga: Saudi-Iran Gelar Negosiasi Rahasia, Pangeran MBS Ingin Bersahabat dengan Teheran
Persahabatan tradisional China-Arab telah meletakkan dasar yang kokoh bagi kemitraan strategis China-Arab di era baru.
Sejak zaman modern, China dan negara-negara Arab, keduanya negara berkembang, telah saling mendukung dalam perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme.
Pada Konferensi Asia-Afrika Bandung 1955, China tidak hanya berkomunikasi dengan negara-negara Arab yang telah mencapai kemerdekaannya saat itu.
Tetapi juga menyuarakan dukungannya terhadap perjuangan yang adil bagi rakyat Palestina. Pada 1971, Majelis Umum PBB pada Sesi ke-26 mengadopsi Resolusi 2758.
Mayoritas, termasuk negara-negara Arab, sepakat memulihkan semua haknya atas Republik Rakyat Tiongkok dan untuk mengakui perwakilan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok sebagai satu-satunya perwakilan resmi China di PBB.
China dan negara-negara Arab adalah mitra kerja sama yang stabil yang bertemu satu sama lain di tengah jalan dan berjalan beriringan sesuai dengan perkembangan zaman.