Fakta-fakta Batas Harga Minyak Rusia yang Ditetapkan G7, Uni Eropa, dan Australia
Batas harga minyak Rusia yang ditetapkan G7, Uni Eropa, dan Australia mulai berlaku pada Senin (5/12/2022). Simak fakta-faktanya berikut ini.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
“Mulai tahun ini, Eropa akan hidup tanpa minyak Rusia.”
Baca juga: Tabung Rudal S-300 Ukraina Jatuh di Moldova saat Cegat Serangan Udara Rusia
"Moskow telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang mendukung pembatasan harga anti-pasar," katanya.
“Tunggu, sebentar lagi Uni Eropa akan menuduh Rusia menggunakan minyak sebagai senjata.”
Negara mana yang terpengaruh?
Negara-negara seperti India, Cina, dan Turki juga bergantung pada minyak Rusia dan terus mengimpor minyak dari Moskow.
Vivek Mishra, seorang rekan di Observer Research Foundation di New Delhi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Rusia kemungkinan besar akan bernegosiasi dengan pembeli besar seperti India dan China dan mengatur pertukaran mata uang.
“Meskipun mekanisme ini tidak akan dapat menggantikan pendapatan Rusia dari Eropa, hal itu pasti akan menciptakan soft landing bagi Rusia,” katanya.
“Saya kira India tidak akan rugi banyak sebagai pembeli utama minyak Rusia. Jika kita mengikuti kedua pernyataan dari Rusia dan India, itu menunjukkan tren India membeli minyak dari Rusia.”
“Jika ada, India kemungkinan dapat menegosiasikan lebih banyak rabat karena harga akan dibatasi secara global," jelasnya.
"Rusia akan berada dalam posisi untuk kehilangan lebih banyak karena kurangnya faktor terkait seperti perusahaan asuransi yang tidak mau bertaruh pada kapal tanker minyak Rusia,” tambahnya.
Baca juga: Rusia Tembakkan Rudal ke Ukraina, Balas Serangan Drone ke 2 Pangkalan Militer Rusia
Bagaimana embargo dan pembatasan harga akan mempengaruhi pasar minyak internasional?
OPEC+, sebuah kelompok yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, mengadakan pertemuan pada Minggu (4/12/2022).
Pertemuan itu untuk membahas bagaimana memastikan pasar minyak tidak terdistorsi oleh aturan baru tersebut.
Kelompok itu sepakat untuk terus mengurangi produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari, atau sekitar 2 persen dari permintaan dunia, hingga akhir tahun 2023.