Fakta-fakta Batas Harga Minyak Rusia yang Ditetapkan G7, Uni Eropa, dan Australia
Batas harga minyak Rusia yang ditetapkan G7, Uni Eropa, dan Australia mulai berlaku pada Senin (5/12/2022). Simak fakta-faktanya berikut ini.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Batas harga minyak Rusia yang ditetapkan G7, Uni Eropa, dan Australia mulai berlaku pada Senin (5/12/2022).
Langkah tersebut diambil G7 dan Uni Eropa sebagai upaya mengurangi kemampuan Moskow membiayai perangnya di Ukraina.
Pada Jumat (2/12/2022), G7, Uni Eropa, dan Australia menetapan batas harga minyak Rusia sebesar 60 dolar Amerika atau Rp 925,6 ribu per barel.
Sebelumnya, Uni Eropa mengumumkan larangan minyak mentah lintas laut Rusia pada Mei 2022.
Blok beranggotakan 27 negara itu juga menyebut larangan impor produk minyak sulingan akan diberlakukan mulai 5 Februari 2023 mendatang.
Menurut Presiden Dewan Eropa Charles Michael, larangan itu mencakup lebih dari dua pertiga impor minyak Rusia yang masuk ke Uni Eropa.
Michael menyebut larangan itu sebagia simbol persatuan Uni Eropa.
Baca juga: Sutradara Oliver Stone Jelaskan Akar Perang Ukraina dan Mengapa Rusia Menyerbu
Dilansir Al Jazeera, berikut adalah lima hal yang perlu diketahui tentang dampak larangan impor minyak UE dan batasan harga:
Apa arti larangan dan pembatasan harga bagi pasar minyak di Uni Eropa?
Sebelum perang Rusia di Ukraina, blok beranggotakan 27 orang itu sangat bergantung pada ekspor minyak Rusia.
Pada 2021, Uni Eropa mengimpor minyak mentah dan produk minyak sulingan senilai $74,8 miliar dari Rusia.
Impor minyak mentah Rusia ini mencapai 2,2 juta barel per hari, termasuk 700.000 barel per hari melalui pipa serta 1,2 juta produk minyak sulingan, menurut International Energy Agency (IEA).
Philipp Lausberg, seorang analis yang berfokus pada kebijakan energi di Pusat Kebijakan Eropa, memiliki pandangan yang sama dan menyoroti bahwa efek utama dari embargo minyak adalah kenaikan harga minyak.
“Minyak Brent akan lebih mahal, dan itu adalah sesuatu yang harus disiapkan UE,” katanya kepada Al Jazeera.
Baca juga: Dijauhi karena Perang Ukraina, Orang Rusia Berlibur di Pulau Venezuela