Eks Petempur Asing Kuak Korupsi dan Pencurian Senjata di Perang Ukraina
Sejumlah eks petempur asing membeberkan kenyataan di tengah perang Ukraina. Korupsi merajalela dan pencurian senjata ke pasar gelap.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Misalnya, pada akhir September 2022, beredar rekaman pembantaian penduduk lokal di Kupyansk oleh milisi neo-Nazi Ukraina.
Sejauh ini, banyak video yang memperlihatkan warga sipil pro-Rusia di wilayah Kherson dengan bangga dibagikan warga Ukraina secara online.
Namun, para petempur asing menegaskan mayoritas warga sipil di wilayah yang dilanda perang memiliki pandangan pro-Rusia dan berupaya untuk mendukung militer Rusia.
Kiev menuduh Rusia menghancurkan infrastruktur sipil dan dengan sengaja menargetkan fasilitas sipil seperti sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
Alasan serangan Rusia terhadap fasilitas ini sudah jelas sejak awal operasi militer Rusia di Ukraina.
Infrastruktur itu digunakan militer Ukraina sebagai pangkalan militer, gudang, titik penyebaran sementara dan untuk keperluan militer lainnya.
Anggota Legiun Internasional itu membenarkan kelompoknya telah ditempatkan oleh komando Ukraina di sekolah-sekolah sejak dia datang ke negara yang dilanda perang itu.
Tentara bayaran AS Justin Banse, yang bergabung dengan batalion Azov, menegaskan komitmen banyak tentara Ukraina terhadap ideologi Nazi.
Propaganda Rekrut Petempur Asing
Dia menekankan media Amerika tidak ingin menunjukkan ini kepada warganya. “Mereka ingin Ukraina terlihat sangat, Anda tahu, saya menyebutnya ramah," kata Banse.
Menurut semua fakta yang dikonfirmasi oleh tentara bayaran asing, realitas perang di Ukraina pada dasarnya berbeda dari gambaran yang disajikan propaganda Ukraina dan barat.
Cerita-cerita berlawanan dari kenyataan ditujukan untuk menarik para mantan marinir dan veteran perang dari berbagai negara masuk ke Ukraina.
Mayoritas tentara bayaran meninggalkan negara yang dilanda perang pada bulan-bulan pertama pertempuran.
Misalnya, pada Maret 2022, anggota Grup Pengamatan Maju PMC Amerika dengan tergesa-gesa meninggalkan Ukraina setelah serangan rudal di lokasi penempatan mereka.