Mantan Perwira CIA : Ukraina Terus Coba Seret AS ke Perang Langsung Lawan Rusia
Ukraina terus berusaha menyeret AS dan NATO ke perang langsung melawan Rusia lewat serangan-serangan langsung ke wilayah Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Mantan perwira CIA, Philip Giraldi, menilai Ukraina dan Presiden Volodymir Zelensky terus berusaha menyeret AS ke perang langsung lawan Rusia.
Giraldi menunjuk serangan pesawat tak berawak Senin dini hari ke dua lapangan terbang di dalam wilayah Rusia. Lapangan terbang ini menampung armada pengebom strategis berkemampuan nuklir.
Salah satu doktrin nuklir Rusia menyatakan penggunaan senjata nuklir dimungkinkan jika terjadi serangan langsung terhadap armada nuklir Rusia.
"Ini adalah upaya yang jelas oleh Zelensky, dalam pikiran saya, untuk meningkatkan perang," kata Giraldi kepada Hakim Andrew Napolitano di podcast 'Judging Freedom' Senin malam waktu Washington.
“Dia mencoba melakukan itu dengan rudal yang mungkin salah arah, dan berakhir di Polandia dan menewaskan dua orang,” lanjut Giraldi.
“Dia bahkan mendorongnya dan mengatakan NATO harus campur tangan sekarang. Ini bisa menjadi upaya lain untuk, katakanlah, mempromosikan eskalasi di pihak Rusia,” katanya.
Baca juga: Joe Biden Sebut Ledakan di Polandia Disebabkan Rudal Ukraina, Rusia Ungkap Hasil Identifikasi
Baca juga: Serangan Drone di Pangkalan Udara Rusia Timbulkan Pertanyaan tentang Kedalaman Perang
Baca juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Ingatkan Lagi Potensi Pecahnya Perang Nuklir
Rudal yang menghantam desa Przewodow bulan lalu dengan cepat diidentifikasi sebagai rudal Ukraina. Presiden AS Joe Biden mengatakan sebaliknya, rudal sepertinya bukan dari Rusia.
Tetapi Zelensky terus bersikeras sebaliknya selama beberapa hari, sampai Warsawa dan Washington mengungkapkan frustrasinya.
Napolitano lantas telah menunjukkan kepada Giraldi, militer AS saat ini memiliki sekitar 40.000 tentara di Polandia.
Menurut Giraldi, kehadiran mereka menciptakan "potensi kecelakaan yang tinggi" dan kesalahpahaman. Rusia akan segera tahu jika mereka bergerak untuk melintasi perbatasan.
Pada Senin pagi, dua drone tua era Soviet menyerang lapangan terbang Dyagilevo di Wilayah Ryazan dan lapangan terbang Engels di Wilayah Saratov, lebih dari 500 kilometer dari wilayah terdekat yang dikuasai Ukraina.
Tiga prajurit Rusia tewas dan beberapa lainnya terluka, tetapi serangan itu tidak mengganggu penerbangan pengebom strategis terhadap logistik Ukraina.
“Seluruh tujuan ini sekali lagi bersifat politis,” kata Giraldi kepada Napolitano tentang serangan itu.
“Ini untuk meningkatkan proses sehingga, orang Amerika mungkin melakukan sesuatu yang benar-benar bodoh dan provokatif sebagai balasannya. Saya yakin bahwa inilah yang dia mainkan,” katanya.