Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemenang Nobel Perdamaian Rusia Diminta Kembalikan Penghargaannya

Yan Rachinsky, pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian dari Rusia, mengatakan Kremlin menyuruhnya mengembalikan penghargaan tersebut.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Pemenang Nobel Perdamaian Rusia Diminta Kembalikan Penghargaannya
JAVAD PARSA / NTB / AFP
Natalia Pinchuk (kiri) atas nama suaminya, aktivis Belarusia Ales Bialiatski yang dipenjara, ketua organisasi hak asasi manusia Rusia Memorial, Yan Rachinsky (Tengah), dan ketua Pusat Kebebasan Sipil Ukraina (CCL) Oleksandra Matviichuk berpose dengan sertifikat dan medali Hadiah Nobel Perdamaian selama upacara penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2022 di Balai Kota di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2022. Yan Rachinsky, pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian dari Rusia, mengatakan Kremlin menyuruhnya mengembalikan penghargaan tersebut. 

Bialiatski sebelumnya menghabiskan tiga tahun di penjara dan dibebaskan pada tahun 2014.

Matviichuk menyebut Bialiatski sebagai orang yang sangat berani.

"Dia akan melanjutkan pertempuran ini bahkan di penjara," katanya.

Diberitakan sebelumnya, trio dari tiga negara di pusat perang di Ukraina menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada hari Sabtu (10/12/2022), France24.com melaporkan.

Natalia Pinchuk (kiri) atas nama suaminya, aktivis Belarusia Ales Bialiatski yang dipenjara, ketua organisasi hak asasi manusia Rusia Memorial, Yan Rachinsky (Tengah), dan ketua Pusat Kebebasan Sipil Ukraina (CCL) Oleksandra Matviichuk berpose dengan sertifikat dan medali Hadiah Nobel Perdamaian selama upacara penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2022 di Balai Kota di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2022.
Natalia Pinchuk (kiri) atas nama suaminya, aktivis Belarusia Ales Bialiatski yang dipenjara, ketua organisasi hak asasi manusia Rusia Memorial, Yan Rachinsky (Tengah), dan ketua Pusat Kebebasan Sipil Ukraina (CCL) Oleksandra Matviichuk berpose dengan sertifikat dan medali Hadiah Nobel Perdamaian selama upacara penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2022 di Balai Kota di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2022. (JAVAD PARSA / NTB / AFP)

Para pemenang menyerukan perjuangan tanpa henti melawan invasi pemimpin Rusia Vladimir Putin di Ukraina.

Advokat hak Belarusia yang dipenjara Ales Bialiatski, organisasi Rusia Memorial dan Pusat Kebebasan Sipil Ukraina (CCL) dihormati oleh komite Nobel atas perjuangan mereka untuk hak asasi manusia, demokrasi, dan hidup berdampingan secara damai dalam menghadapi otoritarianisme.

"Rakyat Ukraina menginginkan perdamaian lebih dari siapa pun di dunia," kata kepala CCL, Oleksandra Matviichuk.

Berita Rekomendasi

"Tapi perdamaian tidak bisa dicapai oleh negara yang diserang dengan meletakkan senjatanya."

Didirikan pada tahun 2007, CCL telah mendokumentasikan kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina.

Dugaan kejahatan perang Rusia termasuk menembaki bangunan tempat tinggal, gereja, sekolah dan rumah sakit, mengebom koridor evakuasi, pemindahan paksa orang, dan penyiksaan.

Karena pemboman infrastruktur energi Ukraina oleh Rusia, Matviichuk harus menulis pidato penerimaan Nobelnya dengan cahaya lilin, katanya kepada AFP.

Dalam sembilan bulan sejak dimulainya invasi Rusia, CCL telah mendokumentasikan lebih dari 27.000 kasus dugaan kejahatan perang, yang katanya baru ujungnya saja.

"Perang mengubah orang menjadi angka. Kita harus merebut kembali nama semua korban kejahatan perang," kata Matviichuk dalam pidatonya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi selamat kepada Matviichuk, CCL dan semua pembela hak asasi manusia.

Zelensky juga menekankan bahwa upacara tersebut berlangsung tepat pada Hari Hak Asasi Manusia Internasional.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas