Presiden Serbia : Pengakuan Merkel Tunjukkan Kekuatan Barat Tak Bisa DIpercaya
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan, pengakuan Angela Merkel terkait Perjanjian Minsk membuat negara barat kini sulit dipercaya.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BEOGRAD – Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan, pengakuan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel tentang Perjanjian Minsk 2014 jadi pelajaran penting bagi Serbia.
Terutama dalam konteks konflik Serbia dan Kosovo yang diredam dalam kerangka Uni Eropa serta NATO. Vucic menyebut dalam komentarnya, kekuatan barat kini tak bisa dipercaya.
Lewat wawancara majalah Die Zeit, Angela Merkel mengungkapkan Perjanjian Minsk 2014-2015 dibuat untuk memberi kesempatan Ukraina memperkuat militernya.
Pengakuan Merkel ini memberi arah baru konflik Rusia-Ukraina. Perjanjian Minsk 2014 memberi kesempatan gencatan senjata untuk perdamaian di Donbass.
Jerman dan Prancis tampil sebagai garantor atau pihak yang menjamin terlaksananya perjanjian yang dimaksudkan mengakhiri perang di Donbass.
Rusia juga jadi pihak yang turut meneken perjanjian itu. Perang di Donbass meletus sejak kudeta Maidan 2014, yang menampilkan rezim baru Kiev yang mulai pro-barat.
Baca juga: Angela Merkel Ungkap Skenario di Balik Perjanjian Minsk 2014-2015
Baca juga: Ratusan Polisi Kosovo Banjiri Kota Basis Etnis Serbia di Mitrovica
Baca juga: Konflik Serbia dan Kosovo Memanas, Buntut Kebijakan Pelat Nomor Kendaraan
Rakyat Donbass yang mayoritas berbahasa Rusia menolak tunduk pada Kiev, dan pasukan Ukraina menggempur wilayah timur Ukraina itu.
Perjanjian Minsk 2014 secara prinsip akan menempatkan wilayah Donbass sebagai daerah otonomi khusus, tetap di wilayah kedaulatan Ukraina.
Kesepakatan damai delapan tahun lalu itu sebenarnya membuka jalan reintegrasi damai Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) ke Ukraina.
Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko pernah mengakui Kiev menggunakan gencatan senjata untuk membangun kembali militer dan ekonominya.
Merkel mengkonfirmasi pengakuan itu pekan lalu. Menandatangani perjanjian tersebut, Ukraina akhirnya mendapatkan "waktu yang berharga" untuk membangun tentara yang lebih kuat.
“Kami telah menyaksikan pernyataan bersejarah penting dari Angela Merkel. Saya terkejut dan masih memeriksa apakah mungkin dia mengatakan hal seperti itu," kata Vucic.
“Dia adalah wanita yang sangat saya hargai, tetapi bagi saya pernyataan ini hampir tidak bisa dipercaya,” lanjut Vucic.
Bagi Aleksandar Vucic, kata-kata mantan kanselir Jerman itu memberi pencerahan baru tentang sejarah konflik.