Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Turki Erdogan Peringatkan Yunani Rudal Balistiknya Dapat Mencapai Athena

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan pada Sabtu lalu bahwa rudal balistik terbaru negaranya dapat mencapai Athena, Yunani.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Presiden Turki Erdogan Peringatkan Yunani Rudal Balistiknya Dapat Mencapai Athena
Russian Defence Report/roe.ru
Ilustrasi Rudal S-300 buatan Rusia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan pada Sabtu lalu bahwa rudal balistik terbaru negaranya dapat mencapai Athena, Yunani. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan pada Sabtu lalu bahwa rudal balistik terbaru negaranya dapat mencapai Athena, Yunani.

Pernyataan ini ia sampaikan sebelum mengulangi ultimatumnya agar Yunani menghentikan dugaan militerisasi pulau-pulau Aegean.

"Sekarang kami sudah mulai membuat rudal sendiri. Tentu saja, produksi ini membuat takut orang Yunani. Saat anda mengatakan 'Tayfun', orang Yunani menjadi takut dan berkata 'Itu akan menghantam Athena'. Yah, tentu saja," kata Erdogan dalam pidatonya pada hari Minggu lalu.

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (13/12/2022), Turki yang menguji coba rudal balistik 'Tayfun' pada Oktober lalu, dilaporkan meluncurkan proyektil 561 kilometer atau 348 mil di sepanjang pantai Laut Hitamnya.

Baca juga: Serangan Rudal Ukraina Membabi Buta, Satu Barak Militer Rusia Hancur Tak Tersisa

Rudal jarak pendek dikembangkan secara rahasia oleh kontraktor pertahanan Roketsan yang berbasis di Ankara, dan diharapkan mampu menyerang target darat atau laut pada jarak kurang dari 1.000 kilometer atau 621 mil.

"Jika anda tidak mencoba untuk tetap tenang, jika anda mencoba membeli sesuatu untuk mempersenjatai diri, negara seperti Turki tidak akan menjadi penonton, karena harus melakukan sesuatu," tegas Erdogan.

Berita Rekomendasi

Pernyataan Erdogan ini mengacu pada transfer kendaraan lapis baja Amerika Serikat (AS) dari Yunani ke Pulau Aegean Samos dan Lesbos, yang dilaporkan oleh media pemerintah Turki pada September lalu.

Saat Turki mengklaim bahwa dugaan militerisasi ini bertentangan dengan serangkaian perjanjian awal abad ke-20, Yunani justru menyatakan berhak menempatkan beberapa pasukannya di pulau-pulau itu.

Meskipun Yunani dan Turki merupakan sekutu NATO, kedua negara tersebut adalah rival bersejarah, dan memiliki sejumlah perselisihan yang hingga kini masih berlangsung.

Ini termasuk argumen atas kontrol beberapa Pulau Aegea, pertengkaran terkait hak pengeboran di Laut Mediterania dan perselisihan berkepanjangan mengenai status Siprus.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Yunani Kyriakos Mitsotakis bertemu dengan delegasi anggota parlemen AS pada Oktober lalu, memuji hubungan yang 'sangat baik' antara Yunani dan AS selama pembicaraan.

Mitsotakis juga menyatakan bahwa Yunani tidak akan 'menerima pelanggaran kedaulatan atau hak kedaulatannya' dilanggar oleh Turki.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas