Erdogan Kritik Seruan Josep Borrell agar Turki Ikut Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia
Presdien Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut diplomat tinggi Uni Eropa (UE) itu tidak memiliki wewenang atas hubungan antara Moskow dan Ankara.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan tersebut juga mengungkapkan investasi lepas pantai di resor pulau Karibia dan rencana untuk membangun kembali gereja Marylebone serta beragam properti di Inggris bahkan luar negeri.
Dilansir The Guardian, dua oligarki itu sebelumnya memiliki saham besar di produsen baja dan batubara kokas Rusia Evraz.
Sebagian besar saham juga dimiliki oleh Abramovich yang dikenakan sanksi pada Mei.
Abramovich adalah salah satu oligarki pertama yang dikenai sanksi.
Penyelidikan terkait hubungan keuangan
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-296, Kyiv: Putin Persiapkan Serangan Besar saat Tahun Baru
Kantor Luar Negeri diketahui telah menyelidiki hubungan keuangan meraka dan oligarki lain yang terkena sanksi, Eugene Shvidler.
Diketahui, kekayaan Shvidler dihargai $1,6 miliar oleh Forbes.
Shvidler, yang dikenai sanksi pada Maret 2022 kemarin.
Dia adalah rekan dekat Abramovich lainnya dan memimpin perusahaan Inggris Millhouse Capital yang mengelola aset untuk Abramovich.
Abramov, yang menurut pemerintah memiliki kekayaan sekitar £ 4,1 miliar merupakan seorang baron baja yang mendirikan Evraz.
Dia mengawasi pencatatannya di London Stock Exchange pada 2005, dan dianugerahi Russia's Decoration For Beneficence pada 2017.
Baca juga: OPEC Plus Pertahankan Target Minyak di Tengah Melemahnya Ekonomi dan Sanksi Rusia
Abramov pernah terlihat berfoto bersama Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, pada upacara penghargaan.
Frolov, yang menurut pemerintah memiliki kekayaan £1,7 miliar, adalah mantan direktur dan mantan kepala eksekutif Evraz.
Dua oligarki ini dikatakan memiliki investasi properti Inggris senilai sekitar £100 juta, menurut dokumen yang dilihat oleh Guardian pada bulan April.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)