NATO Gelar Latihan Militer di Kosovo, Berpotensi Timbulkan Perang Baru di Eropa
Rencana tersebut diungkap NATO setelah ketegangan di Eropa meningkat akibat konflik panas yang terjadi antara pemerintah Kosovo dan minoritas Serbia
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, PRISTINA - Aliansi pakta pertahanan atlantik utara (NATO) mengumumkan rencana untuk menggelar latihan militer taktis di kawasan Kosovo selama beberapa hari mendatang.
Rencana tersebut diungkap NATO setelah ketegangan di Eropa meningkat akibat konflik panas yang terjadi antara pemerintah Kosovo dan minoritas Serbia selama sepekan terakhir.
Konflik geopolitik keduanya pecah usai mencuatnya isu penangkapan seorang mantan polisi Serbia berpangkat perwira oleh militer Kosovo. Munculnya informasi ini lantas memicu perpecahan hingga akhirnya Presiden Serbia Aleksandar Vucic nekat meminta izin para anggota NATO untuk menempatkan 1.000 militernya di kawasan Kosovo.
Baca juga: Turki Tanggapi Jet Tempur Yunani yang Halangi Latihan Militer NATO di Laut Aegea
Meskipun NATO masih melakukan evaluasi dan belum menanggapi permintaan Presiden Vucic, namun khawatir konflik ini dapat pecah seperti Rusia dan Ukraina penjaga perdamaian NATO di Kosovo (KFOR) akhirnya mengumumkan uji coba rencana latihan militer lewat media sosial Twitter pada Minggu (18/12/2022).
Belum diketahui senjata apa dan berapa banyak jumlah militer yang akan diterjunkan NATO dalam latihan taktis ini, namun KFOR menjelaskan bahwa latihan militer yang digelar di dekat pangkalannya di Novo Selo, dimaksudkan untuk melatih unit pertahanan militernya agar dapat menjamin kebebasan ditengah situasi panas antara Kosovo dan Serbia.
“Latihan yang terdiri dari serangkaian simulasi taktis dan aktivitas logistik bertujuan untuk melatih unit KFOR untuk menjamin kebebasan bergerak dalam situasi tanggap krisis,” jelas cuitan NATO, yang dikutip dari Russia Today.
Konflik bersenjata antara kedua negara yang berasal dari Eropa ini pertama kali muncul sejak 1998 silam, tepatnya setelah serangkaian insiden kekerasan yang dilakukan Serbia pada para etnis Albania yang merupakan penduduk asli Kosovo.
Konflik berakhir ketika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan intervensi dengan mengebom Yugoslavia yang terdiri dari Serbia dan Montenegro untuk melindungi penduduknya Albania.
Baca juga: Perang Baru di Eropa Pecah, NATO : Pasukan Perdamaian Akan Jamin Keamanan Kosovo
Hingga akhirnya Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia dengan dukungan Barat. Sayangnya kemerdekaan ini tak serta merta diakui oleh Rusia, dan lima negara anggota Uni Eropa.