Perusahaan Besar Jepang Lakukan Studi Kelayakan Kurangi Gas Rumah Kaca di Indonesia
Studi kelayakan akan dilakukan untuk proyek-proyek JCM dengan tujuan mengurangi emisi GRK dalam proses pembuatan baja di Indonesia dan kawasan ASEAN
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah perusahaan besar Jepang, Nippon Steel Engineering dengan Presidennya Yukihito Ishiwa mengumumkan baru-baru ini bahwa mereka akan melakukan studi kelayakan (FS) untuk mengurangi gas rumah kaca (GRK) dengan menggunakan "Tundish Plasma Heating Device" yang dikembangkan secara independen di Indonesia.
"Hal itu akan diadopsi untuk putaran kedua rekrutmen bagi studi kelayakan JCM (bidang dekarbonisasi) Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri di antara proyek penelitian pembangunan infrastruktur untuk akuisisi kredit bilateral pada FY2022," ungkap sumber Tribunnews.com Rabu (21/12/2022).
Perusahaan mengusulkan dan melamar "Proyek Pengurangan Emisi GRK dengan Memperkenalkan Peralatan Pemanas Plasma Tundish (TPH) di Pabrik Tungku Busur Listrik (Pembuatan Baja) di Indonesia)".
Studi kelayakan akan dilakukan untuk proyek-proyek JCM dengan tujuan mengurangi emisi GRK dalam proses pembuatan baja di Indonesia dan kawasan ASEAN.
Perangkat ini adalah obor berumur panjang yang dikembangkan secara unik yang dimasukkan dari atas tundish, yang menerima baja cair sementara sebelum pengecoran oleh mesin pengecoran kontinu di pabrik pembuatan baja dan menghilangkan inklusi, dan baja cair di tundish.
"Hal ini dimungkinkan untuk mengontrol suhu pemanasan baja cair dengan efisiensi tinggi dan mempertahankan suhu baja cair dalam konstanta tundish."
Dengan memasukkannya ke dalam mesin pengecoran kontinyu yang ada, suhu dalam proses sebelum pengecoran kontinyu dapat diturunkan, mengurangi intensitas energi seluruh pabrik pembuatan baja, dan mengurangi emisi CO2 sekitar 6 persen per ton produksi.
"Kami yakin hal ini akan dapat berkontribusi tidak hanya pada efek penghematan energi tetapi juga pada realisasi kualitas tinggi dan produktivitas tinggi dengan mengurangi inklusi, dan telah dievaluasi dengan baik oleh Nippon Steel serta produsen baja khusus domestik di Indonesia dan China."
Ada banyak produsen tanur listrik di ASEAN, dan mereka memiliki peralatan yang mengonsumsi listrik dalam jumlah besar.
Diketahui ada sekitar 85 mesin pengecoran kontinyu. Secara khusus, populasi Indonesia diperkirakan akan terus bertambah, dan diperkirakan akan menjadi konsumen baja terbesar ketiga di dunia setelah China dan India di masa mendatang, serta produksi baja mentah diperkirakan akan meningkat secara signifikan.
Dalam keadaan ini, negara telah menetapkan target pengurangan 29% (tanpa syarat) hingga 41% (bersyarat) emisi GRK pada tahun 2030 sebagai NDC (target pengurangan yang diajukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh negara-negara yang berpartisipasi dalam Perjanjian Paris).
"Peralatan tersebut diharapkan dapat berkontribusi pada promosi kebijakan energi negara Indonesia saat ini."
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.