Rusia Tambah Pasukan Perang di Ukraina, Putin: Kami Optimis Memenangkan Pertempuran
Putin mengklaim bahwa langkah ini dapat mengantarkan Rusia untuk memenangkan medan pertempuran yang kian memanas
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengumumkan rencana negaranya yang akan menambah kapasitas angkatan perang di Ukraina dari 1,15 juta menjadi 1,5 juta personel.
Rencana ini muncul setelah presiden Vladimir Putin beserta jajaran petinggi militer Rusia menggelar rapat pada Rabu (21/12/2022), dalam pertemuan tersebut Putin menggambarkan pertempuran di Ukraina sebagai tragedi agresi.
“Kami selalu menganggap rakyat Ukraina sebagai saudara, dan saya masih berpikir demikian. Apa yang terjadi memang sebuah tragedi, tapi itu bukan akibat dari kebijakan kami," ujar Putin.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-302: Zelensky Berpidato di Depan Kongres AS
Alasan tersebut yang kemudian mendorong Putin untuk melanjutkan operasi militer sampai tujuannya tercapai. Tak disebutkan secara pasti kapan peningkatan kapasitas angkatan bersenjata akan dilaksanakan pemerintah Moskow.
Namun Putin mengklaim bahwa langkah ini dapat mengantarkan Rusia untuk memenangkan medan pertempuran yang kian memanas.
Mengingat belakangan ini pimpinan tertinggi Ukraina yakni Volodymyr Zelensky tengah merencanakan pertemuan dengan presiden AS Joe Biden di Washington.
Sebagai informasi, Invasi antara Rusia dan Ukraina pecah setelah Zelensky mengungkap ketertarikannya untuk bergabung dengan anggota pakta NATO, sayangnya rencana ini ditentang keras oleh Rusia.
Putin menganggap bahwa retorika yang dilakukan Ukraina berpotensi mengancam keamanan negaranya. Khawatir apabila ancaman Ukraina dapat menghancurkan pertahanan Rusia, pemerintah Moskow akhirnya terpaksa menggelar operasi militer di Kiev pada Februari lalu.
Pengiriman pasukan militer yang dilakukan Putin sebagai bentuk demiliterisasi, atau pencegahan agar Ukraina tak menjadi benteng anti-Rusia usai bergabung dengan NATO.
Tak hanya itu operasi militer ini digelar dengan bertujuan untuk denazifikasi agar dapat membebaskan Ukraina dari pengaruh kelompok nasionalis radikal dan neo-Nazi, seperti yang dilansir dari Financial Post.
“Selama berabad-abad, musuh strategis kami mencanangkan misi untuk melemahkan dan memecah-belah negara kami, namun saya sama sekali tidak ragu. Kami yakin tujuan yang dicanangkan akan tercapai," kata Putin
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: Rusia akan Kembangkan Pasukan Tempur Nuklir
Tak tanggung-tanggung untuk mensukseskan operasi militer, Putin bahkan menyiapkan kenaikan dana pertahanan sebesar 43 persen.
Meski saat ini anggaran Rusia tengah mengalami defisit hingga melesat 2 persen dari produk domestik bruto akibat sanksi pembatasan harga minyak yang berlakukan Barat. Akan tetapi hal tersebut tak menghalangi rencana Putin untuk memperkuat armada militernya selama berada di zona perang.