Rusia Ancam akan Berhenti Jual Minyak ke Negara yang Ikuti Harga 60 Dolar per Barel
Rusia ancam akan hentikan pasokan minyak ke negara yang ikuti sanksi Barat yang membatasi harga minyak Rusia yaitu $60 per barel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia akan melarang penjualan minyak ke negara-negara yang mengikuti batasan harga yang dibuat oleh Barat dan sekutunya.
Sebelumnya, Uni Eropa, negara G7 dan Australia akan membatasi harga beli minyak Rusia $60 per barel yang diberlakukan mulai Desember 2022.
Pembatasan harga minyak Rusia ini merupakan tanggapan Barat terhadap invasi Ukraina.
"Larangan pasokan minyak dan produk minyak bumi ke negara-negara tersebut dan entitas yang akan menuntut kepatuhan dengan batas harga UE dalam kontrak adalah bagian dari dekrit tersebut," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dalam tayangan televisi pemerintah, Jumat (23/12/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengumumkan tanggapan Rusia terhadap kebijakan harga minyak secara resmi pada pekan depan.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Kunjungi Pabrik Senjata Rusia, Minta Produksi Dipercepat
Rusia ancam akan pangkas pasokan minyak
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga mengatakan Rusia dapat memangkas pasokan minyak ke Barat mulai 2023.
Pemangkasan ini merupakan tanggapan dari Rusia terhadap sanksi Barat, seperti diberitakan The Moscow Times.
Menurutnya, Rusia mungkin harus memangkas produksi minyak sebesar 5-7 persen, dengan mengatakan pemangkasan itu bisa mencapai 500.000-700.000 barel per hari.
Batas harga Barat bertujuan untuk membatasi pendapatan Rusia sebagai hukuman atas invasinya ke Ukraina sambil memastikan Rusia tetap memasok pasar global.
Rusia mengatakan tindakan pembatasan itu akan berkontribusi pada destabilisasi pasar energi dunia.
Selain itu, Rusia yakin batas itu tidak akan mempengaruhi kampanye militer Rusia di Ukraina.
Uni Eropa juga memberlakukan embargo pengiriman minyak mentah Rusia pada Desember ini sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Zelensky: Aktivitas Militer Rusia Meningkat, Berpotensi Serang Ukraina saat Liburan Natal
Aturan Barat dapat rugikan konsumen global
Rusia berencana melarang negara-negara yang mengikuti sanksi Barat untuk membeli minyak dari Rusia.
Alexander Novak mengatakan sanksi Barat dapat merugikan konsumen secara global.
Jika Rusia melarang penjualan minyak ke negara-negara tersebut, maka akan memaksa mereka mengambil minyak Rusia dari negara lain.
Namun, jika Rusia secara bersamaan memangkas produksi minyak , seperti yang diancam Novak, itu akan mengurangi volume total minyak mentah yang tersedia di pasar.
Kemudian, dapat memicu kenaikkan harga minyak non-Rusia dan merugikan konsumen secara global.
Hal ini berpotensi memberikan pengaruh Rusia terhadap Barat.
Novak mengatakan Rusia siap mengambil risiko menurunkan produksi minyak daripada mematuhi sanksi Barat.
“Kami percaya dalam situasi saat ini, bahkan mungkin untuk mengambil risiko produksi yang lebih rendah daripada dipandu oleh kebijakan penjualan terkait batas harga. Hari ini $60, besok bisa apa saja, dan bergantung pada beberapa keputusan yang dibuat oleh negara-negara yang tidak bersahabat, tidak dapat diterima oleh kami,” kata Novak, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Putin Menggertak, Harga Minyak Langsung Melonjak
Harga minyak mentah naik, imbas ancaman Rusia
Saat ini, ancaman Rusia untuk menurunkan produksi telah berpengaruh pada harga minyak mentah dunia.
Secara global, harga minyak mentah naik lebih dari satu dolar karena pedagang energi fokus pada tanggapan Rusia terhadap Barat.
"Harga minyak mentah lebih tinggi karena pedagang energi fokus pada tanggapan Moskow terhadap pembatasan harga minyak Rusia," kata Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, sebuah perusahaan valuta asing yang berbasis di New York, kepada Reuters.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.