Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-309: Pasukan Rusia Intensifkan Serangan Mortir dan Artileri
Pasukan Rusia mengintensifkan serangan mortir dan artileri di kota Ukraina selatan, Kherson yang baru saja dibebaskan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Zelensky menerangkan Ukraina mengamankan pembebasan 1.456 tawanan perang sejak Rusia menginvasi pada Februari.
Kremlin tanggapi 10 poin perdamaian Zelensky
Kremlin bersikeras setiap proposal untuk mengakhiri konflik harus mempertimbangkan apa yang disebutnya "realitas hari ini" dari empat wilayah Ukraina yang secara sepihak telah dinyatakan Moskow sebagai bagian dari Rusia.
Dalam pengarahan reguler dengan wartawan, Kuru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak rencana perdamaian 10 poin Zelensky.
Poin-poin tersebut mencakup pemulihan integritas teritorial Ukraina, penarikan pasukan Rusia, pembebasan semua tahanan, pengadilan bagi mereka yang bertanggung jawab atas jaminan agresi dan keamanan untuk Ukraina.
Baca juga: Rusia Tawarkan Pembekuan Sperma Gratis untuk Tentara yang Dikirim ke Ukraina
Lavrov puji ketekunan Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dia yakin bahwa Moskow akan mencapai tujuannya di Ukraina berkat "kesabaran" dan "ketekunannya".
“Saya yakin bahwa berkat ketekunan, kesabaran, dan tekad kami, kami akan mempertahankan tujuan mulia yang vital bagi rakyat dan negara kami,” kata diplomat top Rusia tersebut dalam wawancara yang disiarkan di televisi nasional.
Tahun penuh tantangan bagi Gazprom
Kepala Gazprom, Alexei Miller mengatakan raksasa gas Rusia itu mengalami tahun yang penuh tantangan, karena perusahaan mencari pasar baru setelah sanksi internasional atas serangan Moskow ke Ukraina.
“Saya ingin segera mengatakan bahwa tahun 2022, tentu saja, ternyata sangat, sangat sulit,” kata Alexei Miller dalam konferensi akhir tahun saat ketegangan meningkat antara Rusia dan barat.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-308: Putin Sahkan Dekrit Larangan Memasok Produk Minyak ke G7
Aktivis HAM Krimea dijatuhi hukuman penjara
Seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) Krimea, Iryna Danilovich telah dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara setelah pengadilan Moskow di semenanjung yang dicaplok Rusia mendapati dia bersalah karena membawa alat peledak.
Hukuman itu dibacakan dalam sebuah persidangan yang digambarkan oleh para aktivis hak asasi manusia sebagai “buatan” dan “ilegal.".