Usia Masih Produktif Tapi Kian Banyak Anak Muda Inggris yang Stres
Data tersebut dilaporkan untuk kuartal kedua tahun 2022, dibandingkan dengan periode yang sama sebelum pandemi virus corona (Covid-19).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Masalah kesehatan mental membuat penduduk muda Inggris kehilangan pekerjaan.
Padahal negara itu sedang berjuang menghadapi krisis ekonomi yang memburuk.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris, kaum muda usia kerja di negara itu menderita masalah kesehatan jangka panjang yang membuat mereka kehilangan pekerjaan pada tingkat yang semakin mengkhawatirkan.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (3/1/2023), laporan ONS menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 29 persen pada usia 16 hingga 24 tahun yang menyebutkan penyakit jangka panjang sebagai alasan mereka 'tidak aktif secara ekonomi'.
Baca juga: Ibu Lebih Stres Jalani Peran Sebagai Orangtua Dibandingkan Ayah, Ternyata Ini Penyebabnya
Kemudian ada pula lonjakan sebesar 42 persen diantara orang berusia 25 hingga 34 tahun yang mengatakan hal serupa.
Data tersebut dilaporkan untuk kuartal kedua tahun 2022, dibandingkan dengan periode yang sama sebelum pandemi virus corona (Covid-19).
Laporan itu menunjukkan bahwa pekerja termuda menghadapi resesi dan upah yang gagal mengimbangi inflasi dua digit.
'Stres terkait pekerjaan' pun terdaftar sebagai 'pendorong terbesar' ketidakaktifan diantara orang berusia 50 hingga 54 tahun.
Statistik menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental secara keseluruhan mencapai sekitar 600.000 orang yang tidak aktif secara ekonomi pada semua kelompok umur.
Angka ini meningkat 10 persen dari angka pra-pandemi.
Menurut seorang ekonom dari Resolution Foundation, Louise Murphy, kesehatan di kalangan generasi muda Inggris telah memburuk 'cukup dramatis' sebelum pandemi Covid-19.
"Namun masalahnya menjadi lebih akut sejak saat itu," kata Murphy.
Sedangkan CEO badan amal kesehatan mental Sane, Marjorie Wallace menyampaikan bahwa Covid-19 telah mempercepat masalah kesehatan mental pada kelompok usia ini.
"Mereka telah keluar dari sekolah, berpotensi terpapar suasana rumah tangga yang retak di rumah, dan menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial," jelas Wallace.
Data NHS Digital menunjukkan bahwa satu dari empat anak berusia 17 hingga 19 tahun di Inggris memiliki kemungkinan gangguan mental pada tahun lalu.
Jumlah laki-laki yang tidak aktif dengan masalah kesehatan mental dilaporkan meningkat menjadi 37.000 pada tahun lalu.
Angka ini naik lebih dari 100 persen dari angka pada 2006 dan jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat yang terlihat di kalangan perempuan.