H&M Malaysia Lapor Polisi soal Video Pribadi di Ruang Ganti, Curiga Ada Kamera Tersembunyi
H&M Malaysia lapor polisi soal video pribadi di ruang ganti setelah curiga ada yang sengaja meletakkan kamera tersembunyi untuk video voyeuristik.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Raksasa ritel Swedia H&M cabang Malaysia telah mengajukan laporan polisi setelah video pribadi di ruang ganti H&M Kuala Lumpur tersebar di Twitter.
Video tersebut terlihat diambil dari bagian pojok atas ruang ganti atau fitting room.
Dalam tangkapan layar video itu menampilkan pelanggan yang berada di ruang ganti bersama pasangannya.
“Keselamatan pelanggan kami sangat penting bagi kami. Semua temuan tentang kekhawatiran baru-baru ini tentang kamera tersembunyi di kamar pas H&M hingga saat ini telah dilaporkan ke polisi, dan penyelidikan saat ini sedang berlangsung,” kata H&M Malaysia dalam pernyataan yang diposting di akun Twitter-nya, @hmmalaysia, Rabu (11/1/2023).
“Menanggapi kekhawatiran baru-baru ini tentang kamera tersembunyi di kamar pas H&M, kami telah melakukan pemeriksaan kamar pas di semua toko H&M di Malaysia dan bekerja untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran keamanan yang akan membahayakan privasi pelanggan kami.”
Baca juga: Hentikan Operasional di Rusia, H&M Tutup Lebih dari 42 Toko di 23 Kota Sejak September
Media lokal Malaysia, The Star, telah memberitakan ada dugaan video voyeuristik yang diambil dari dalam ruang ganti H&M dijual secara online, seperti diberitakan Channel News Asia.
Video ini termasuk rekaman pasangan maupun individu.
Di halaman Facebook H&M, pengguna media sosial mengkritik perusahaan karena lalai.
Beberapa netizen mengatakan korban yang ditampilkan dalam video itu harus menuntut perusahaan pakaian tersebut.
“Seseorang harus mengajukan kasus terhadap perusahaan Anda. Apalagi dengan pengakuan atas kelalaian Anda ini,” kata seorang netizen.
Baca juga: Hengkang dari Rusia, Laba H&M Dilaporkan Mengalami Penurunan Drastis
Awal Mula Video Ruang Ganti H&M Viral
Menurut The Star, masalah ini pertama kali disorot oleh pengguna Twitter @meleisgw pada hari Minggu (8/1/2023), seperti diberitakan The Straits Times.
Sejak unggahannya viral, pemilik akun menghapus Tweet tersebut.
Unggahan terbaru kemudian dilaporkan di akun seseorang yang mengaku menjadi korban dalam video yang direkam tanpa izin tersebut.