Krisis Demografis, China Hadapi Penurunan Populasi Pertama dalam Enam Dekade
Populasi China turun tahun lalu untuk kali pertama dalam enam dekade, ini merupakan perubahan bersejarah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Populasi China turun tahun lalu untuk kali pertama dalam enam dekade, ini merupakan perubahan bersejarah yang diperkirakan akan menandai dimulainya periode panjang penurunan jumlah warganya, dengan implikasi mendalam bagi ekonominya dan dunia.
Biro Statistik Nasional negara itu melaporkan penurunan sekitar 850.000 orang untuk populasi 1,41175 miliar pada 2022, menandai penurunan pertama sejak 1961, tahun terakhir terjadinya Kelaparan Besar China.
Penurunan ini mungkin membuat India menjadi negara terpadat di dunia.
Dikutip dari laman Reuters, Selasa (17/1/2023), Pakar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan pada tahun lalu bahwa India akan memiliki populasi 1,412 miliar pada 2022.
Mereka tidak memperkirakan negara Asia Selatan itu akan menyusul China hingga tahun ini.
Baca juga: India Akan Salip China Sebagai Negara Terpadat di Dunia, Ketersediaan Lapangan Kerja Jadi Sorotan
Dalam jangka panjang, para pakar PBB melihat populasi China menyusut hingga 109 juta pada 2050, lebih dari tiga kali lipat penurunan yang mereka prediksi sebelumnya pada 2019.
Itu menyebabkan Ahli Demografi domestik meratapi bahwa China akan 'menjadi tua sebelum menjadi kaya', memperlambat ekonomi karena pendapatan turun dan utang pemerintah meningkat lantaran melonjaknya biaya kesehatan dan kesejahteraan.
"Prospek demografis dan ekonomi China jauh lebih suram dari yang diperkirakan. China harus menyesuaikan kebijakan sosial, ekonomi, pertahanan dan luar negerinya," kata Ahli Demografi Yi Fuxian.
Ia menambahkan bahwa penyusutan tenaga kerja negara dan penurunan bobot manufaktur akan semakin memperburuk inflasi yang tinggi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
"Pertumbuhan ekonomi harus lebih bergantung pada pertumbuhan produktivitas," jelas Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang.
Di sisi lain, Kepala Biro Statistik Nasional, Kang Yi menepis kekhawatiran tentang penurunan populasi.
Baca juga: Bahas Perkembangan Ekonomi, Menkeu AS akan Bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China di Swiss
Ia mengatakan bahwa 'penawaran tenaga kerja secara keseluruhan masih melebihi permintaan'.
Tingkat kelahiran China tahun lalu hanya 6,77 kelahiran per 1.000 orang, turun dari tingkat 7,52 kelahiran pada 2021 dan menandai tingkat kelahiran terendah dalam catatan.
"Jumlah wanita China usia subur yang ditetapkan pemerintah berusia 25 hingga 35 tahun, turun sekitar 4 juta," kata Kang.
Sementara itu, tingkat kematian tertinggi sejak 1974 selama Revolusi Kebudayaan adalah 7,37 kematian per 1.000 orang, dibandingkan dengan tingkat 7,18 kematian pada 2021.