Pasukan Zelensky Disebut Memprihatinkan, Dimodali Dengan Senjata Seadanya
Militer Ukraina mengirim mereka ke salah satu medan laga yang disebut-sebut salah satu yang paling brutal tersebut dengan senjata seadanya.
Editor: Hendra Gunawan
“Pertempuran berlanjut. Arah Donetsk bertahan. Dan kami melakukan segalanya, tanpa henti untuk satu hari pun, untuk memperkuat pertahanan Ukraina,” katanya dalam pidato malamnya, Kamis (12/1/2023), dikutip dari CNBC Internasional.
Juru bicara komando militer timur Ukraina, Serhiy Cherevatyi mengatakan kepada TV Ukraina bahwa ada penembakan terus-menerus di Soledar.
"Musuh mencoba mengambil inisiatif dan menyerang. Tapi mereka gagal menembus pertahanan kita," katanya.
Di luar Soledar, tentara Ukraina menggali parit yang dibentengi dengan baik di hutan musim dingin.
Sementara itu, ledakan bergema di kejauhan, seperti diberitakan Reuters.
Rekaman drone yang dirilis oleh Ukraina minggu ini mengungkapkan beberapa kerusakan yang ditimbulkan pada Soledar setelah pertempuran berbulan-bulan.
Ratusan Warga Sipil Masih Terperangkap
Ratusan warga sipil masih terperangkap di Soledar.
Sementara pertempuran berdarah berlanjut untuk menguasai kota pertambangan garam yang sebagian besar hancur di Ukraina timur.
Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko, mengatakan kepada TV pemerintah Ukraina, ada 559 warga sipil tetap berada di Soledar, termasuk 15 anak, dan tidak dapat dievakuasi.
Ukraina mengatakan pada hari Kamis (12/1/2023) pasukannya bertahan saat pertempuran berlanjut di Soledar.
Mereka menolak klaim yang dibuat oleh kelompok tentara bayaran Rusia Wagner bahwa pasukannya telah menguasai kota.
“Pertempuran sangat sengit ke arah Soledar. (Rusia) memindahkan mayat mereka sendiri,” kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, seperti diberitakan The Guardian.
“Rusia mendorong ribuan rakyatnya sendiri untuk dibantai, tapi kami bertahan.”